“Kita telah menjadi asing di tanah leluhur sendiri.” ~W.S. Rendra
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]aat bertemu Sedulur Kayu dan Mebel di Solo, Presiden Joko Widodo pernah bilang, kalau kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pakai konsultan asing untuk menghadapi Pilpres 2019. Ya, awalnya aku sih biasa-biasa aja. Bukannya biasa ya politisi merekrut konsultan asing untuk memenangkan Pemilu? Tapi, menurut Pakde Jokowi, itu malah berbahaya. Kenapa?
Menurut Jokowi, konsultan asing itu nggak mikir apakah sarannya dapat memecah belah rakyat atau tidak, membuat rakyat khawatir atau tidak. Nggak peduli.
Waduhhh, kalau Pakde Jokowi bilang kayak gitu kan ngeri ya. Ehh, tapi kok sekarang malah Pakde Jokowi yang diisukan memakai konsultan asing. Pakde Jokowi kenal sama Stanley Greenberg nggak? Doi ini salah satu ahli strategi politik ternama di Amerika Serikat.
Sederet pemimpin negara yang pernah jadi kliennya aja keren-keren banget, ada Presiden AS Bill Clinton, Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, Wakil Presiden AS Al Gore, Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Senator sekaligus eks Menlu AS John Kerry, hingga Kanselir Jerman Gerhard Shroder. Kalau Pakde?
Ahh, tentu Pakde bilang nggak dong ya? Pakde kan anti asing asing klub. Tapi kenapa ada nama Pakde di website The Political Strategist sebagai salah satu klien di Greenberg Quinlan Rosner Research (GQR)? Ini tuh sebuah perusahaan riset dan kampanye politik yang berafiliasi erat dengan Partai Demokrat Amerika Serikat, loh.
Yaa, tapi kalau ternyata Pakde nggak merasa pernah memakai jasa Greenberg, harusnya doi menghapus nama Pakde. Jangan ngaku-ngaku begitu. Kalau begini nama Pakde bisa tercemar.
Sebagai presiden, Jokowi harusnya punya seribu jurus penangkal hoaks dong? Share on XYa, Pakde Jokowi sebenarnya juga bukan kali ini aja kan dituduh pakai konsultan asing? Tahun 2014 lalu Pakde juga diisukan hal yang sama. Emangnya nggak gerah ya? Kalau aku jadi Pakde, sudah ku hubungi itu Greenberg untuk klarifikasi.
Pengakuan dari Greenberg itu penting banget loh. Selain untuk membuktikan kalau Pakde nasionalis dan nggak suka bekerja sama dengan asing, masyarakat juga jadi nggak bimbang, bingung, dan gundah gulana. Gimana tuh? (E36)