Kamis (4/1) lalu, Presiden Joko Widodo mengumpulkan para bangsawan dari seluruh Nusantara untuk mendengarkan keluhan dan masukan dari mereka. Jokowi bos para raja?
PinterPolitik.com
“Pagi hari ini saya tidak ingin menyampaikan sesuatu. Saya justru ingin mendengar masalah-masalah yang ada dari Yang Mulia para Raja, para Sultan, para Pangeran dan Permaisuri yang pada pagi hari ini hadir.”
[dropcap]W[/dropcap]alau kini Indonesia berbentuk negara kesatuan, namun harus diakui kalau di berbagai wilayah masih ada para raja atau sultan yang masih memelihara kebangsawanannya. Bukan hanya di Jogjakarta, tapi juga di wilayah lain seperti Sumatera, Nusa Tenggara, Bali, bahkan Papua.
Para Raja atau Sultan ini mungkin secara nasional sudah tidak memiliki pengaruh dan kekuasaan, namun di wilayahnya masing-masing, kebangsawanan mereka tentu tetap memiliki kekuatan dalam masyarakatnya. Jadi, sangat wajar bila Presiden Jokowi pun memberikan kehormatan pada mereka.
Penghormatan tersebut, enggak harus berbentuk kekuasaan di pemerintahan. Cukup undangan ke istana secara berkala, bentuknya pun hanya berupa makan siang bersama. Kalau zaman dulu, duduk semeja dengan para Raja dan Sultan, tentu sebuah penghargaan besar bagi rakyat biasa.
Terharu!!
Pak Jokowi mendengar & tindak lanjuti keinginan Raja dan Sultan se-Indonesia pic.twitter.com/Iz6Pxv39ix
— Murtadha (@MurtadhaOne) January 5, 2018
Tapi di zaman now, para Raja dan Sultan inilah yang beruntung bisa makan bersama dengan seorang biasa dari Solo dan menjabat sebagai Presiden. Walau enggak punya darah biru, tapi buktinya, Jokowi sekarang yang menjadi bos dari para bangsawan di berbagai wilayah Nusantara ini.
Kondisi saling menghormati ini, tentu juga membawa keuntungan bagi Jokowi. Gimana enggak, para bangsawan ini walau udah enggak punya otoritas wilayah lagi, namun tetap memiliki pengaruh kuat dalam membentuk opini publik. Di beberapa wilayah, para bangsawan ini masih memiliki pengikut cukup besar.
Jadi sebenarnya, selain bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai dan budaya leluhur, undangan makan siang bersama yang dilakukan Jokowi, juga dapat dimanfaatkan untuk melancarkan kebijakannya di wilayah kekuatan para Raja dan Sultan ini. Dengan menyatukan pemerintahan negara dengan kekuatan adat, tentu akan menghasilkan sinergi yang luar biasa. Bukankah begitu? (R24)