Site icon PinterPolitik.com

Jokowi Ajak TNI-Polri Kampanye?

Jokowi Ajak TNI Kampanye

Presiden Joko Widodo. (Foto: Harian Terbit)

“Padahal angkatan perang tidak boleh ikut-ikut politik, tidak boleh di ombang-ambingkan oleh sesuatu politik, angkatan perang harus berjiwa yaa berjiwa, berapi-api berjiwa, berkobar-kobar berjiwa tapi ia tidak boleh ikut-ikut politik.” ~Ir. Soekarno


PinterPolitik.com

[dropcap]D[/dropcap]i sini gunung di sana gunung, tengah-tengahnya kebun palawija, di sini membangun di sana membangun, ujung-ujungnya pamer program kerja. Ahahaha, cakep.

Kerja! Kerja! Kerja! Itulah kata-kata yang kerap dilontarkan oleh pemerintahan saat ini. Nama koalisinya pun Koalisi Indonesia Kerja. Kerja nyata, kerja untuk pemerataan pembangunan, kerja cepat, dan tentunya kerja demi terwujudnya materi kampanye untuk pemilu berikutnya. Ckckckck.

Baru-baru ini presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan permintaan spesial kepada 243 orang dari Sekolah Staf dan Komando TNI dan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggu (Sespimti) Polri di Istana Negara. Beliau dengan sadar meminta perwira TNI/ Polri ikut mensosialisasikan pencapaian program kerja pemerintah selama ini.

Pada dasarnya, TNI-Polri memang tidak boleh terjun ke dalam politik praktis, harus netral, apalagi pada momen tahun-tahun politik. Boleh berpolitik, tapi kalau sudah pensiun.

Permintaan Jokowi yang demikian seolah-olah meminta para perwira untuk menjadi sales marketing petahana. Wah, tentu itu merupakan permintaan yang sangat diharamkan, terutama bagi para lawan politik. Siap-siap, Pakde, rasakan serangan kritikan nyinyir yang super duper pedas ini! Hiyaaatttt!

Sekjen Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan Jokowi tak boleh menarik TNI-Polri untuk masuk ke politik praktis. Menurutnya, itu merupakan perilaku abuse of power yang tidak terpuji.

Jokowi menekankan, pemerintahannya telah melakukan pembangunan secara merata, tidak hanya fokus ke pembangunan di wilayah-wilayah padat penduduk, namun juga di pelosok-pelosok nusantara.

Jokowi melanjutkan, sebenarnya pemerintah bisa saja meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan hanya berfokus pada pembangunan di Jawa, lebih cepat mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Return politiknya juga lebih cepat karena enam puluh persen penduduk itu ada di Pulau Jawa. Tapi demi keadilan seluruh rakyat Indonesia, pemerintah bersedia bekerja ekstra.

Hm, memimpin dan membangun negeri sejatinya memang sudah menjadi tugas presiden. Jadi kalau ujung-ujungnya terlalu narsis dengan apa yang telah tercapai, apa nggak terlihat menyebalkan? Minta dipuji banget atau dipuji ajah? Hehehehe.

Inget loh Pakde, ini tuh tahun politik, sebentar lagi pemilu, emang mau dibilang kerja nggak ikhlas dan akhirnya nggak dipilih rakyat? Ya, walaupun benar tidak ikhlas, paling tidak akting sedikitlah biar terlihat tulus. Orang itu cenderung nggak suka melihat manusia yang suka berbuat ria. Wkwkwkwk. (E36)

Exit mobile version