“Kekuatan kemauan, ibarat orang buta yang kuat, yang bisa mengangkat orang bodoh yang bisa melihat.”
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]etua Umum PSI, Grace Natalie menegaskan akan tetap mendukung Presiden Jokowi yang memilih Ma’ruf Amin untuk menjadi pendampingya. Meskipun demikian, Grace, menilai sosok Mahfud MD lah yang lebih ideal untuk mendampingi Jokowi.
Weleh-weleh, katanya iklas dan Ma’ruf dipilih secara musyawarah, kok masih ada kata “meskipun” sih?
Katanya sih gengs, bagi PSI sosok Jokowi mencerminkan perubahan penting elite politik Indonesia dan mewakili nilai yang diyakini tentang pembaharuan, egalitarianisme, kerja keras, dekat dengan rakyat, sederhana dan bersih. Jadi nggak masalah lah siapa wakilnya. Hmmm, gimana nih menurut kalian gengs?
Kalau PSI jelas lah ya. Katanya kalau Jokowi itu adalah pendobrak atas kebekuan tradisi politik lama yang puluhan tahun dimonopoli oleh para ningrat politik nasional. Mantan gubernur DKI Jakarta itu mewakili semangat zaman, semangat kaum muda, dan karena itu PSI akan terus melanjutkan dukungan itu. Weleh-weleh asik banget nih kayaknya.
Tapi PSI dukung gini bukan karena mengamankan partainya saja kan ya? Lagian juga kalau bukan pilih Jokowi mereka mau dukung siapa lagi ya? Mau dukung koalisi sebelah? Wkwkwwk.
Hati-hati loh mbak, Indonesia kali ini sedang surplus demografi kaum muda loh. Jangan sampai kaum muda enggak tertarik dukung Jokowi gara-gara cawapresnya udah berumur dan akhirnya membuat niat PSI untuk untung malah buntung. Karena kebanyakan generasi milenial ternyata lebih milih milenial yang mudaan dibanding yang… Hehehe.
Memang apa boleh buat lah ya, Grace bersama PSI harus memahami situasi pelik yang dihadapi presiden dalam mengambil keputusan mengenai calon wakil presiden, dan PSI pada akhirnya harus dan akan tetap mendukung Jokowi sampai hari Pemilihan Presiden di tahun 2019 nanti.
Kalau kata Jokowi sih gengs, keputusan ia mencalonkan diri sebagai calon presiden dan menggandeng Ma’ruf diambil setelah mendapatkan berbagai masukan. Jokowi mengaku mendengarkan saran dari para ulama, ketua umum partai, dan seluruh pengurus partai serta relawan pendukungnya. Weleh-weleh.
Eh, tapi kok PSI baru tahu nama Ma’ruf yang dipilih pas hari deklarasi ya? Duh, jangan-jangan PSI enggak dianggap lagi, atau dianggap tapi enggak terlalu ahahahay. Berasa kayak lagunya Pinkan Mambo, “kekasih yang tak dianggap”. Hahaha.
Kasihan partai yang berlogokan tangan megenggam bunga mawar ini, aspirasinya seakan tidak terdengar oleh partai koalisi dan Jokowi. (G35)