“Pada pukulan terakhir yang menentukan, kita hanya bisa mendapat kemenangan, … supaya pukulan terakhir yang menentukan itu dapat mewujudkan tujuan kita.” ~ Tan Malaka
PinterPolitik.com
[dropcap]H[/dropcap]M Jusuf Kalla selalu sukses bila menempati posisi kedua. Pernah sekali waktu JK mencoba peruntungan untuk merebut posisi satu, hmmm sayang sekali nasibnya tak mujur seperti di posisi kedua.
Takdir JK sepertinya sudah dituliskan menjadi nomor dua, weleeeeh weleeeeh. Tapi pengalamannya menjadi nomor dua di negeri ini hanya berhasil untuk periode pertama saja. Periode keduanya tak menemui hasil yang memuaskan.
Hanya pil pahit yang dirasakan, upppssss, maaf ya jadi mengingatkan tentang kekalahan masa lalu. Tak enak kan kalah? Hmmm, rasain. Weleeeeh weleeeeh.
Saat di periode selanjutnya, JK tak lagi dipinang dan nekat maju mengejar posisi satu. Alhasil, JK puasa berkuasa dulu, weleeeeh weeleeeeh.
Namun, selang satu periode, JK kembali dipinang menjadi nomor dua lagi. Hadeuuuuh, ga bosen apa jadi nomor dua terus. Ahhhh syudahhhlah.
Tapi JK membuktikan hadirnya ia di kontestasi politik mendampingi Jokowi dapat menggapai kemenangan yang pasti. Weleeeh weleeeh, ah palingan satu periode doang kan?
Banyak yang memperkirakan bahwa JK tak beruntung bila mengulang secara berurutan menjadi nomor dua, apalagi nomor satu. Rasanya agak sulit. Tapi, akankah JK membuat sejarah baru bagi dirinya yang dipinang tiga kali menjadi Wakil Presiden? Ulalalala, wapres hatrick dong, uhuuuyyy weleeeeh weleeeeh.
Tapi ada pihak mengatakan bahwa peluang JK kali ini besar karena sosok yang dibutuhkan untuk Pilpres 2019 adalah sosok Wakil Presiden yang mewakili agamis, weleeeeh weleeeeh.
Sementara, menurut salah satu kajian di Asia Times, JK adalah sosok yang tepat karena kiprahnya sebagai Ketua Dewan Mesjid Indonesia (DMI) dan tokoh yang lahir dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Karena sisi inilah yang akan mengisi kekosongan Jokowi.
Akankah JK sukses terpilih menjadi Wakil Presiden kali ketiga? Ahhh syudahhhlah. Kalau keberuntungan masih berpihak sih, bisa saja.
Tapi Opa JK lupa nih, bukannya Opa mau pensiun dari dunia politik? Yaaahhh, jadi bimbang lagi ya? Weleeeh weleeeeh. (Z19)