Jusuf Kalla (JK) berceloteh jika Indonesia membutuhkan waktu 100 tahun lagi supaya orang dari luar suku Jawa terpilih jadi Presiden. Waw!
PinterPolitik.com
[dropcap size=big]T[/dropcap]ak banyak orang memperhatikan, jika Wapres Jusuf Kalla merupakan salah satu tokoh politik yang paling sering ikut berebut kursi sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Sudah tiga kali tercatat JK bertarung. “SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), dua kali ikut Pilpres, Megawati dua kali, Prabowo dua kali, Wiranto dua kali. Cuma saya tiga kali. Menang dua kali, kalah satu kali,” ujarnya sembari terkekeh.
Menarik, sebab yang banyak diketahui masyarakat selama ini, Prabowo adalah orang yang paling getol ikutan Pilpres. Ternyata, skornya masih lebih banyak dipegang Jusuf Kalla. Selama JK bertarung, dia dua kali ‘menang’ sebagai Wakil Presiden. Namun begitu, cita-cita JK menjadi presiden RI masih belum juga lulus, kenapa? “Tidak mudah bagi orang luar Jawa menjadi Presiden RI” jawabnya.
Hmm, jika dipikir-pikir pernyataan JK memang benar adanya. Selama ini memang ada kepercayaan hanya orang Jawa dan Islam yang bisa jadi presiden di Indonesia. Tapi sebetulnya, perihal suku dan etnisitas, presiden-presiden Indonesia itu berasal dari suku dan etnis yang beragam, lho.
Soekarno adalah Presiden RI yang ‘blasteran’ Jawa – Bali. Meski lahir di Surabaya, ketika mudik, beliau akan melanjutkan perjalanan ke Blitar setelah sampai di Surabaya dengan kereta api.
Lalu presiden terlama kita, Soeharto, adalah orang Bantul, Yogyakarta. Sementara Habibie, sama seperti Soekarno, ia berdarah ‘blasteran’. Habibie lahir di Parepare dan berbapak Bugis, sementara ibunya berasal dari Jawa. Namun, Habibie nampaknya akan memilih Bandung sebagai kampung halaman. Sebab, selain menghabiskan waktu bertahun-tahun kuliah di ITB jurusan Teknik Mesin, peninggalan istri tercinta berupa RS Khusus Ginjal Ny. R.A Habibie, juga terletak di sana.
Sedangkan Gus Dur pernah mengaku punya darah Tionghoa di tubuhnya, dan tentunya Jawa. Gus Dur berkampung di Jombang. Nah, yang paling berwarna adalah Ibu Megawati. Beliau lahir di bantaran Kali Code, Yogyakarta. Tapi Bu Mega juga punya darah Bali, Minang, Bengkulu, dan Jawa, dari perpaduan Soekarno dan Fatmawati Soekarnoputri. Tapi sepertinya, Bu Mega lebih mearasa sebagai anak gaul Jakarta. Kalau SBY dan Jokowi, ya standar sih. Mereka berdua Jawa totok. Kampung halaman SBY ada di Pacitan, Jawa Tengah, sementara Jokowi berada di Karanganyar, Jawa Tengah.
Ya, mau gimana lagi, mereka dipilih juga dampak dari demokrasi yang kita anut. Kandidat yang datang memang selalu berasal dari latar belakang Jawa dan Islam. Hal yang sama juga terjadi di negeri Paman Sam. Mereka butuh 170 tahun supaya orang Katolik jadi Presiden. Selanjutnya, mereka butuh 240 tahun untuk orang kulit hitam jadi presiden.
Nah, Indonesia sepertinya memang harus menunggu waktu lama seperti halnya Amerika, supaya dapat Presiden dari bagian Timur atau Tengah. Yah, semoga tak sampai harus menunggu 100 tahun saja, ya. Betul begitu, Pak JK? (A27)