“Dia (JK) tanya nyaman nggak kerja sama Anies? Nyaman, saya bilang makasih kita dijodohin (dengan Anies Baswedan) waktu itu.” ~ Sandiaga Salahuddin Uno
PinterPolitik.com
[dropcap]E[/dropcap]nam bulan menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno sepertinya sudah menemukan ritme kepemimpinannya dan sudah mulai menyicil janji kampanyenya.
Perlahan – lahan satu persatu mulai dikerjakan, katanya. Kita tunggu aja gimana perkembangannya, ehmmm.
Uppss, ada yang janggal ya? Oiyaa, maksudnya Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, weleeeh weleeeh. Lagian kebayang mulu sama pidato awalnya Anies sih yang udah kayak pidato RI 1 aja sih, uhuuyyy.
Tapi kalau mau dibuka lagi kisah di Pilkada DKI Jakarta, kemunculan Anies-Sandi salah satu strategi jitu yang dinilai tepat untuk memecah spekulasi yang berkembang.
Tahu sendiri kan, awalnya yang diusung Partai Gerindra dan koalisinya itu Sandiaga dan Mardani Ali Sera.
Berarti strategi kolaborasi Anies-Sandi sukses ya, dua sosok yang muncul dari kalangan akademisi dan pengusaha, weleeeh weleeeh.
Siapa ya yang mendesain kolaborasi ini? Apalagi saat itu waktu pencalonan sangat sempit, jadi pimpinan partai saling adu strategi bagaimana komposisi yang tepat.
Ternyata di bulan 6 kepemimpinan Anies-Sandi, barulah ketahuan siapa yang membuat desain dan diposisikan sebagai ‘King Maker’.
Sosok King Maker itu muncul saat Sandiaga Uno melakukan kunjungan ke rumah dinas Wakil Presiden. Nah loh, berarti King Makernya Jusuf Kalla dong? Weleeeh weleeeeh.
Munculnya peran Jusuf Kalla itu bukan hanya menjawab siapa yang mendesain pencalonan Anies-Sandi, tapi sangat dimungkinkan menjadi jalur khusus saat Anies Baswedan menjabat posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Ahhh syudahlah, kalau bahas Anies saat jadi Mendikbud kayak membuka luka lama, weleeeh weleeeh.
Tapi balik lagi soal King Maker, kok Anies – Sandi seolah susah lepas dari cengkeramannya? Kabarnya, Anies – Sandi harus melaporkan kinerjanya kepada King Maker.
Makanya tak aneh, kemarin Sandi diam – diam bertemu JK untuk melaporkan kinerjanya selama 6 bulan dan berterimakasih atas bantuan JK yang sudah menjodohkannya dengan Anies Baswedan.
Sandi bersyukur kali ya, untung aja JK cepat memilih Anies waktu itu. Kalau tetep memaksakan Sandi – Mardani, kayaknya belum tentu bisa menang, bisa gigit jari nih kalau tumbang waktu itu, weleeh weleeeh.
Tapi wajar kali ya Sandi beruntung, soalnya kan perjuangan Sandi juga berat blusukan ke 1.000 titik selama setahun.
Makanya kalau kata Ray Kroc, keberuntungan itu adalah perjuangan, semakin berat perjuangan maka semakin dekat dengan keberuntungan. (Z19)