“Kalau BPJS Kesehatan selalu yang dibicarakan bagaimana menyelesaikan defisitnya. Sebaliknya, BPJS Ketenagakerjaan bagaimana caranya menginvestasikan uang yang banyak ini. Jadi terbalik.” ~ Jusuf Kalla
PinterPolitik.com
[dropcap]W[/dropcap]akil Presiden Jusuf Kalla (JK) ternyata merasakan ada sesuatu yang janggal terjadi dengan jaminan kesehatan.
Kejanggalannya muncul akibat adanya perbedaan hasil yang sangat mencolok dari dua program BPJS, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Apa yang akan dibongkar JK dari dua jenis BPJS ini?
Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan digunakan untuk membantu biaya kesehatan. Tapi BPJS Kesehatan ini masih seringkali terdengar suara minornya, diantaranya terkait penggunaan BPJS Kesehatan yang sering ditolak Rumah Sakit atau seringkali pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan dipandang sebelah mata.
Emang Rumah Sakit itu nyangkanya gimana sih? Apa mikirnya BPJS Kesehatan ini gratis atau cuma jadi beban rumah sakit, sampe ada yang menolak pasien yang pake BPJS Kesehatan segala, weleeeh weleeeh.
Kan harusnya udah tau, kalau BPJS Kesehatan menggunakan sistem pembiayaan kolektif. Jadi pasti dibayarlah itu pake sistem BPJS. Ga usah khawatir ga dibayar, hadeuuuhhh. Makanya suka ditemukan pelayanan kesehatan yang, ahhh syudahhhlah.
Maka dari itu, kini Wakil Presiden sedang menyoroti kalau BPJS Kesehatan belum diselenggarakan secara baik. Nah selain itu juga, jumlah uang iuran dan pengeluarannya timpang, makanya ga aneh kalau anggaran BPJS Kesehatan jadi membengkak.
Hadeuuuh, udah pelayanan kesehatannya seadanya, defisit pula lagi, ahh syudahhhlah. Tinggal putar otak aja gimana caranya perbaiki layanan kesehatan dan tutupi defisitnya. Pemerintah mau tak mau harus tangani ini ya, weeleeeh weleeeh.
Ini langsung dari curhatan Wakil Presiden loh, jadi mau ga mau harus diperbaiki segera. Mungkin Wapres pusing juga ya mikirin defisitnya, hadeuuuhhh.
Tapi kalau kata Jenderal Soedirman, jangan terlalu sibuk memikirkan kesulitan-kesulitan, tapi syukuri saja apa yang sudah dimilikinya.
Nah, cocok deh sama apa yang dilakukan Wakil Presiden karena selalu bersyukur karena masih ada BPJS Ketenagakerjaan yang sukses dijalankan, apalagi kini dijadikan tempat berinvestasi.
Mmm, andai saja BPJS Kesehatan juga begitu, mungkin tak ada lagi defisit yang membuat pusing, weleeeh weleeeeh.
Sudahlah jangan ada penyesalan, namanya juga program. Jangan sibuk mikirin kesulitannya nutupin defisit, syukuri saja sudah bisa membantu masyarakat. (Z19)