Site icon PinterPolitik.com

Jatim Ogah Pemimpin Keminter

Jatim Ogah Pemimpin Keminter

Istimewa

“Jawa Timur butuh pemimpin yang komitmen, di situ pemimpin yang mau belajar, tidak perlu yang keminter (sok pintar). Kalau pemimpin yang mekedel (bergaya saja) susah.” ~ Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.


PinterPolitik.com

[dropcap]M[/dropcap]encari pemimpin daerah memang gampang-gampang sulit. Kalau salah pilih, bisa-bisa amsyong selama lima tahun. Untuk itu masyarakat sebaiknya jeli dan mewanti-wanti untuk memilih calon pemimpin yang terbaik untuk daerahnya. Tapi masalahnya, calon pemimpin kita belakangan keseringan pake topeng loh dalam mempromosikan diri mereka pada masyarakat.

Meminjam istilah Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, biasanya calon pemimpin daerah yang bermuka dua itu mempunyai ciri keminter. Artinya dia suka sok pinter gitu loh. Mmm, kalau dipimpin sama pemimpin yang sok pinter gitu kan bakalan gak asik ya. Eike mah ogah milih pemimpin model begini. Jijay.

Kayaknya nih ya, fenomena munculnya calon pemimpin daerah yang keminter ini gegara mereka menganggap warga daerah gampang ditipu daya, karena gak sepinter orang kota. Ya simpelnya, mereka gampang dikadalin gitu deh. Entah pake janji manis, atau politik uang atau mungkin modal tamvan doang?

Saran eike nih ya, dalam menilai bagus gaknya calon pemimpin daerah, ya bisa dengan melihat track record-nya selama menjabat. Coba kita intip Paslon Gubernur Jawa Timur: Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno (Gus Ipul-Puti) serta Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak (Khofifah-Emil).

Kira-kira track record siapa yang relatif memiliki kinerja yang bagus saat menjabat di jabatan sebelumnya? Emang sih agak susah ngeliatnya. Tapi menurut eike, indikator sederhananya adalah mereka gak tercyduck oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Ya so far sih ok semua lah ya. Eike jadi bingung milih siapa nih. Wew.

Tapi kalau merujuk pada calon pemimpin daerah yang keminter, bisa lah kita ngeliatnya dari cara berkampanye mereka. Ayo tebak, siapa di antara Paslon ini yang menggunakan cara culas dengan memanfaatkan ulama mengeluarkan fatwa Fardhu ‘Ain untuk pilih pemimpin tertentu? Ada yang tau?

Ya Paslon Khofifah-Emil lah orangnya. Belum menjabat aja cara kampanyenya udah gak banget. Pake mempolitisasi agama untuk kepentingan segolongan. Apa itu bukan yang namanya menjual ayat Tuhan demi jabatan dan kekuasaan? Sampe di sini ngerti lah ya apa yang eike maksud? Ya yang kayak gini nih yang disebut pemimpin keminter. Masyarakat udah cerdas keles, mereka akan teteap memilih berdasarkan hasil kinerja nyata yang udah ditunjukan, bukan berdasarkan intimidasi atas nama agama. Hadeuh.

Ingin memperdaya pemilih dari kalangan umat Islam dengan fatwa? Kok sungguh culas ya caranya kampanyenya. Harusnya sesama Paslon itu memberikan ruang toleransi untuk saling intropeksi diri akan kekurangan. Dan marilah saling memaafkan atas kebodohan masing-masing agar kedepan lebih baik. Bukan lantas mengancam pemilihnya dengan dosa kalau gak memilih Paslon tertentu. Tuh, camkan kata-kata filsuf Voltaire (1694-1778): “What is tolerance? It is the consequence of humanity. We are all formed of frailty and error; let us pardon reciprocally each other’s folly – that is the first law of nature.” (K16)

Exit mobile version