“Demokrasi itu bukan hanya tak haram, tapi wajib dalam Islam.” ~Abdurrahman Wahid
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ejak kemarin timeline sosial media dipenuhi dengan postingan Reuni 212 yang berjalan aman, damai, dan tertib. Bahkan ada juga postingan-postingin video menggambarkan kuatnya ikatan persaudaraan umat Islam kala itu. Indah gaes… Bikin lupa sesaat kalau ada agenda politik di dalamnya. Ehh…
Tapi beneran deh, emang kita tuh kadang harus keluar dari pemikiran buruk soal politik. Bikin gerah hati aja. Mending mikirin hikmahnya. Apa tuh? Iya, dari aksi kemarin itu kita bisa tahu kalau negeri ini demokratis.
Bayangin gaes, orang-orang sebanyak itu berkumpul, di Monas, dekat Istana, tapi tetap diizinkan untuk menggelar aksi, mengungkapkan pendapat, mengkritik pemerintah. Wenak toh? Di belahan dunia lain kalau bikin aksi ngumpul sambil teriak-teriak ‘Presiden pembohong’ bisa dipenjara, diculik, atau bahkan dihilangkan nyawanya. Nikmat demokrasi mana yang kau dustakan?
Ulalah, iya dong. Itu yang kemarin bisa teriak-teriak 2019 ganti presiden dengan serunya, harus berterima kasih juga dong dengan pemerintah. Gimana? Gimana? Udah lega belum setelah menumpahkan kekecewaan terhadap presiden tanpa ada insiden serangan gas air mata? Mantap.
Kalau bukan karena Jokowi, nggak akan ada reuni 212. Ehh, tapi masa sih? Share on XSama seperti umat-umat muslim yang sejak kemarin menyebar foto dan video kebanggaan terhadap aksi Reuni 212 kemarin, pihak pemerintah juga katanya senang karena aksi berjalan damai.
Wakil Sekretaris TKN Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Raja Juli Antoni mengucap syukur dan bersuka cita karena acara tersebut berjalan lancar. Hal tersebut juga tidak terlepas dari peran pihak kepolisian dan TNI yang siaga menjaga keamanan, serta para pasukan oranya yang membersihkan semua sampah bekas aksi tersebut.
Lebih dari itu, Juli juga menilai aksi reuni 212 kemarin hanya bisa dilakukan di Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Ini merupakan bukti bahwa rezim yang dipimpin Jokowi adalah rezim yang demokratis.
Hmm, perasaan kita udah zaman demokrasi bebas berekspresi sejak keruntuhan orde baru deh. Emang sekarang ada pemimpin yang berani membungkam rakyatnya? Hayoo, berani nggak? Edededeh… (E36)