“Hemat pangkal kaya, boros pangkal miskin.” ~Peribahasa
PinterPolitik.com
[dropcap]D[/dropcap]ag, dig, dig, sejak semalam aku bertanya-tanya mengapa jantung ini berdebar-debar. Mau tidur kok rasanya juga nggak nyaman. Firasat buruk, kah?
Ehh, ternyata benar saja, hari ini ku dengar harga dolar naik lagi. Tembus sampai 15 dolar gaes. Gimana nasib harga kamera baru yang ingin aku beli? Dari kemarin ditahan-tahan karena berharap rupiah menguat, lah, ternyata makin nyungsep. Kepriwe kiye?
Aha, dengar-dengar Cawapres Sandiaga Uno punya saran nih untuk memulihkan keadaan ekonomi. Doi bahkan mengaku punya keahlian memperbaiki ekonomi Indonesia juga loh. Weleh-weleh, kalau sarannya mantap, bolehlah jadi ulama ahli ekonomi di hati akoh. Uwuwuwuw…
Jadi gaes, menurut Bang Sandi, pemerintah sebenarnya bisa menekan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yakni dengan melakukan penghematan dan acara-acara seremonial itu bisa dipangkas.
Hal tersebut katanya sih sudah pernah disampaikan ke pemerintah berkali-kali, tapi sepenglihatannya pemerintah masih belum melakukan penghematan juga.
Wah, mungkin suara Bang Sandi nggak kedengaran pemerintah. Makannya sampai sekarang masih terlihat boros.
Selain masalah penghematan, Sandiaga juga menyoroti masalah impor barang yang hanya tersedia di luar negeri. Menurutnya, impor sudah mulai dilakukan penyesuaian. Tapi jika barang yang diimpor murni bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk capital goods mestinya harus dikecualikan.
Rela coba-coba pilih Sandiaga untuk perbaiki ekonomi? Share on XMelihat dari kacamata Bang Sandi, nilai tukar dolar AS menguat karena fondasi ekonomi Indonesia rapuh. Terus biar nggak rapuh harus pilih Babang Sandi dan Pak Prabowo Subianto gitu? Edededeh, kok si Abang malah iklan. Hohoho.
Nggak usah disuruh aku pun sudah pilih Abang kok, tapi sebagai tipe lelaki idealku ya. Kalau buat mimpin negeri sih, nanti dulu. Hmm, ngomong-ngomong kabar Oke Oce gimana ya Bang? Hehehe.
Menanggapi kondisi itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memilih melakukan kajian terlebih dahulu bersama Bank Indonesia dan Menko Perekonomian.
Hayooo, kajian yang rajin. Lekas-lekas dikuatkan nilai tukar rupiahnya. Biar harga kamera yang daku idam-idamkan itu bisa ikut turun. Hehehe. (E36)