Ia pernah mengatakan, kepuasan terbesarnya sebagai hakim adalah ketika menghadirkan keadilan kepada semua orang, termasuk kelompok minoritas. Membantu mereka yang sangat memerlukan dan mempunyai masalah mendesak untuk diselesaikan adalah hal yang paling memuaskan dalam praktik hukum.
pinterpolitik.com
JAKARTA – Siapa Hakim Federal James L. Robart, yang berani mematahkan perintah eksekutif Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang larangan sementara masuk ke AS pengungsi dan warga dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman, pada Jumat (3/2/2017) lalu?
Robart diangkat oleh Presiden George W. Bush sebagai Hakim Federal pada 2004 dan kini menjadi salah seorang hakim senior di AS. Awalnya, dia meniti karier sebagai pengacara, dan kala itu, dia sudah menunjukkan perhatian pada masalah yang dihadapi minoritas dan mereka yang lemah. Tidak heran jika pada awal masa pengabdiannya dia sering memberikan pelayanan hukum tanpa dibayar.
Ia pernah mengatakan, kepuasan terbesarnya sebagai hakim adalah ketika menghadirkan keadilan kepada semua orang, termasuk kelompok minoritas. Membantu mereka yang sangat memerlukan dan mempunyai masalah mendesak untuk diselesaikan adalah hal yang paling memuaskan dalam praktik hukum.
Pria kelahiran Seattle, Amerika Serikat, pada 1947 ini adalah lulusan Whitman College (1969) dan melanjutkan kuliah di Georgetown Law School hingga 1971. Ia puluhan tahun berpraktik sebagai pengacara di Seattle, pada 1973 hingga 2004.
Selain itu, dia dikenal dermawan dan sering terlibat dalam kegiatan pemuda berkebutuhan khusus. Robart pernah menjabat Presiden Seattle Children’s Home, suatu yayasan yang menangani anak-anak cacat.
Robart dan istrinya adalah orang tua asuh bagi sejumlah anak imigran selama bertahun-tahun. Sebagian besar dari anak-anak asuh itu berasal dari Asia Tenggara.
Ia sering menekankan tiga cabang pemerintahan, yaitu eksekutif, kongres, dan peradilan, yang memiliki fungsi yang sama. Katanya, pekerjaan hakim dan pengadilan terbatas untuk memastikan bahwa tindakan yang diambil oleh dua cabang pemerintahan lainnya dapat sesuai dengan hukum negara AS, dan yang lebih penting, konstitusi.
Pengadilan, menurut Robart, adalah sarana untuk membantu rakyat papa dan yang dirugikan. Ia pun memperlakukan semua orang di ruang pengadilan dengan “bermartabat dan terhormat” tanpa memandang status.
(Dari berbagai sumber/E19)