“I did it my way,” – Frank Sinatra, My Way
Pinterpolitik.com
Ada banyak kejutan tertampil pada pelantikan menteri baru di kabinet Pak Jokowi. Keberadaan menteri berusia muda, kembalinya nama yang kerap dikritik, sampai rotasi posisi menteri lama jadi penghias berita terkait kabinet yang mengambil nama Indonesia Maju itu.
Nah, salah satu kejutan dari kabinet tersebut adalah adanya nama mantan Kapolri Tito Karnavian untuk mengisi posisi Menteri Dalam Negeri. Siapa sih yang menyangka kalau posisi kementerian ini akan diisi oleh seorang jenderal seperti Pak Tito?
Rasa terkejut orang mungkin juga akan berasal dari kiprah Pak Tito sendiri di kepolisian. Mantan Kapolda Metro Jaya ini sebenarnya masih memiliki banyak waktu tersisa untuk menikmati masa-masa puncak sebagai seorang Kapolri. Penunjukannya sebagai menteri, membuat ia harus pensiun lebih cepat dari masa-masa puncaknya tersebut.
Tak hanya itu, Pak Tito ini juga sebenarnya tergolong sebagai polisi dengan karier yang moncer. Di usia yang masih sangat muda untuk ukuran polisi, Pak Tito sudah ditunjuk jadi Kapolri dan menyandang bintang empat di pundak. Tak hanya itu, ia juga tergolong bergelimang prestasi bahkan hingga diakui di dunia internasional.
Dengan berbagai capaian tersebut, mengapa Pak Tito harus ditarik jadi Mendagri dan pensiun lebih cepat? Bukankah lebih aman kalau Pak Tito tetap jadi Kapolri dan menampilkan kepiawaiannya di Korps Bhayangkara tersebut?
Mungkin aja Pak Tito ini orang kesayangannya Pak Jokowi ya Share on XSebenarnya, terlepas dari karier gemilang dan gelimang prestasinya, Pak Tito ini juga sebenarnya sempat menjadi sorotan publik untuk beberapa perkara. Kepolisian di era Pak Tito misalnya pernah dipertanyakan tindakannya terkait dengan berbagai dinamika di lingkaran Pemilu.
Tidak hanya itu, kepolisian juga jadi sorotan saat menangani isu yang berbau HAM seperti kerusuhan di Papua dan juga demonstrasi mahasiswa terkait RKUHP dan revisi UU KPK beberapa waktu lalu.
Yang teranyar, nama Pak Tito juga jadi sorotan karena disebut dalam Indonesialeaks yang membongkar dugaan perusakan barang bukti buku merah di KPK.
Nah, dengan berbagai pertanyaan tersebut, boleh jadi Pak Jokowi merasa Pak Tito harus diselamatkan posisinya dari kepolisian. Meski demikian, Pak Jokowi juga mungkin masih sayang dan mengakui kalau beliau ini memang moncer dan berprestasi.
Oleh karena itu, posisi Mendagri mungkin jadi jalan tengah dari Pak Jokowi untuk Pak Tito. Pak Jokowi tetap bisa memiliki orang yang ia sayangi, tetapi juga sekaligus menghindarkan dirinya dari sorotan tajam sebagai Kapolri.
Terlepas dari itu semua, pilihan Pak Jokowi untuk menempatkan Pak Tito di Kemendagri sebenarnya unik kalau melihat janji Pak Jokowi di tahun 2014. Dulu, Pak Jokowi sebenarnya sempat menjanjikan agar kepolisian berada di bawah Kemendagri.
Sekarang ini yang terjadi justru kebalikannya, seorang polisi justru malah memimpin Kemendagri. Nah, kalau sudah begini bakal seperti apa ya kelanjutannya? (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.