HomeTerkiniIngat, Jakarta Juga Kota International

Ingat, Jakarta Juga Kota International

Itu juga berarti banyak masukan yang dapat dipetik oleh penyelenggara untuk menjadikan debat ketiga sebagai media kampanye terbaik bagi paslon untuk meyakinkan pemilih (warga DKI Jakarta) akan pilihannya di bilik suara pada 15 Februari 2017. 

 JAKARTA –  Masalah kependudukan dan peningkatan kualitas hidup diangkat jadi tema debat ketiga atau terakhir Pilkada DKI Jakarta, yang dijadwalkan Jumat, 10 Februari 2017, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Pemilih dan pemerhati pilkada tentu berharap acara debat ini lebih bagus dari putaran pertama dan kedua.

Siapa panelis di debat ketiga masih “dirahasiakan” KPU DKI Jakarta sebagai penyelenggara. Sedang moderator atau pemandu debat sudah dipilih, Alfito Deannova, presenter berita di salah satu televisi, seperti diberitakan media massa.

Mengenai durasi debat kabarnya dikembalikan ke 90 menit dan 30 menit untuk commercial break, seperti pada debat pertama. Pada debat kedua, durasi  memang ditambah dari 90 menjadi 120 menit di luar waktu untuk tayangan iklan

Menengok ke belakang, yakni debat pertama 13 Januari 2017 dan debat kedua 27 Januari 2017, tentu banyak pengalaman yang dapat dipetik  oleh penyelenggara dan peserta, yakni tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur beserta kubunya. Ketiga paslon, sesuai nomor urut pemilihan, Agus – Sylvi (1), Basuki – Djarot (2), dan Sandi – Anies (3).

Debat pertama dengan tema, sosial-ekonomi, pendidikan-kesehatan, dan lingkungan-transportasi, terlepas dari plus-minusnya, sudah diulas oleh banyak media.

Demikian pula halnya debat kedua dengan tema, reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan penataan kota, sudah terang-benderang dibahas di media.  Bahkan paslon mana yang menjagoi debat pertama dan kedua pun sudah ramai diberitakan.

Itu juga berarti banyak masukan yang dapat dipetik oleh penyelenggara untuk menjadikan debat ketiga sebagai media kampanye terbaik bagi paslon untuk meyakinkan pemilih (warga DKI Jakarta) akan pilihannya di bilik suara pada 15 Februari 2017.

Baca juga :  JAKARTA PANAS! Saatnya Climate Budget?

Sedangkan bagi paslon, pengalaman dari dua putaran sebelumnya  pasti bermanfaat dalam upaya memperbaiki cara berdebat, menguasai materi debat,  dan menjawab pertanyaan.  Misalnya, bagaimana menghindari agar tidak terpancing oleh pernyataan paslon lain dan kemudian  memberikan penjelasan panjang lebar, sehingga habis waktu.

Empat Subtema

Kembali ke tema debat ketiga, masalah kependudukan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Jakarta, menurut Komisioner KPU DKI, Dahliah Umar, Kamis (2/2), akan dirinci dalam empat subtema. Tema terkait dengan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, antinarkotika, dan kebijakan untuk disabilitas.

Subtema-subtema itu akan diuraikan pada enam segmen debat, seperti pada dua putaran debat sebelumnya. Di antaranya, pasangan calon akan menyampaikan program, menjawab pertanyaan, saling bertanya dan saling menanggapi. Biasanya debat ditutup dengan acara menyampaikan pendapat akhir.

 

Banyak hal tentang Jakarta dan problemnya serta cara mengatasinya, menurut versi paslon gubernur dan wagub, yang  sudah diperdebatkan.  Tapi, rasanya  belum pernah dibicarakan bahwa Jakarta juga berfungsi sebagai kota internasional, di luar beragam fungsi lain, seperti pusat pemerintahan, kota jasa dan perdagangan, serta  ibu kota negara.

Lebih dari 80 negara sahabat membuka kantor kedutaan besar di Jakarta. Belum lagi lembaga/perwakilan negara-negara asing yang juga membuka kantor di Jakarta dan jumlahnya cukup banyak. Mereka juga berhak memperoleh fasilitas dan pelayanan dari pemerintah provinsi. Maka, alangkah baiknya  apabila setiap paslon punya kesempatan menjelaskan konsep atau programnya mengenai Jakarta sebagai kota internasional.  (E19)

 

 

 

 

 

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...