“Ini ada UU yang aneh dan ajaib. Bahwa gas alam di perut bumi Indonesia, itu boleh digunakan oleh bangsa sendiri setelah bangsa lain dicukupi kebutuhannya. Ini mesti bangsa pekok (bodoh),” ~ Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais.
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]eorang politisi baru merasa mendapatkan nyawanya ketika ia berada di panggung politik. Apapun ia akan laukan demi bisa mendapatkan perhatian publik. Dengan demikian pesan politik akan lebih mudah disampaikan ke khalayak umum tanpa perlu rempong berkoar-koar. Sekalipun itu dilakukan dengan cara menghina bangsa sendiri. Walah, emang patut ya dengan cara itu?
Politisi yang hidup dari mencibir sana-sini, bangkan dengan cara menghina bangsa sendiri, siapalagi kalau bukan Amien Rais. Politisi senior yang satu ini belakangan mulai ramai dipemberitaan karena ulahnya yang kerap kali melontarkan kritikan pedas pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Khanmaen.
Nah, uniknya, dalam nyinyirannya yang terbaru, Amien malah mengejek bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ‘Pekok’ (bodoh). Katanya sih itu terkait undang-undang gas alam di perut Indonesia yang konon kabarnya lebih berpihak terhadap kepentingan negara asing. Lah, maksudnya negara membodohi rakyat?
Menurut Amien, karena rakyat gak ngerti apa-apa (bodoh) jadi pemerintah dengan UU Migasnya justru mengeksploitasi alam dengan mementingkan negara asing dan merugikan rakyat. Ini dasarnya dari mana lagi nih? Moga aja gak asal ceplos ya kayak tudingan sebelumnya mengenai permasalahan tanah negara.
Eit, tunggu dulu, menjadi tua bukan lantas menjadikan Amien lebih bijak loh, sehingga dianggap sah-sah aja setiap melakukan kritikan. Nih ya eike kasih tau. Amien itu kayak pertapa tua yang baru turun gunung dan lupa mengikuti perkembangan zaman. Jadi apa kritikannya masih relevan kalau udah gak up to date?
Gimana gak gitu lah, UU Migas Nomor 22 Tahun 2001 kan sudah dicabut MK tahun 2004. Artinya pemerintah memang sudah melakukan pembenahan diri agar segala undang-undang yang ada semuanya demi kemaslahatan rakyat banyak. Jadi artinya kritikan Amien ini basi dung ya. Jiah, cape deh.
Mungkin tujuan Amien ini untuk mendiskreditkan Pemerintahan sekarang yang ada di bawah Presiden Jokowi. Padahal UU Migas ini (yang baru) disahkan di era Presiden Megawati dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Udah salah nargetin sasaran, pake menghina bangsa sendiri, eh ternyata tudingannya udah basi.
Apa artinya Amien tidak tau UU Migas itu sudah direvisi? Atau tau tetapi memilih untuk pura-pura tidak tau demi bisa membohongi rakyat biar seakan-akan pemerintahan Jokowi adalah biang kerok dari semua permasalahan ini? Entahlah ya. Tindakan Amien memang seperti yang dikatakan filsuf Desiderius Erasmus (1466-1536): “A good portion of speaking will consist in knowing how to lie.” (K16)