Site icon PinterPolitik.com

Indonesia Darurat Kutu Loncat

Foto: Thinkstock

“Ada kodok rekotok rekotok… di pinggir kali rekotok rekotok… mencari makan rekotok rekotok… setiap hari rekotok rekotok…” ~ Ria Enes & Susan


PinterPolitik.com

[dropcap]H[/dropcap]ayooo, siapa yang masih hapal lagu masa kecil satu ini? Jadi nostalgia, deh. Hehe

Oh ya, ngomong-ngomong soal kodok nih gaes, mince jadi pengen ngebahas soal politisi yang lagi gencar banget loncat-loncat. Kirain cuma kodok yang hobi loncat-loncat. Hmm…

Tapi herannya, kenapa loncatnya baru pas mau deket-deket pemilu, ya? Kemarenan anteng-anteng bae. Ada ape nih?

Kalo menurut Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari, fenomena ini bisa dikarenakan oleh dua faktor, bisa jadi karena konflik di dalam lingkungan partai, atau bisa juga karena ada tekanan dari luar seperti aturan ambang batas parlemen dan iming-iming yang lebih menggiurkan.

Selain itu, ada juga pendapat yang mengatakan kalau fenomena gonta-ganti partai karena adanya faktor parliamentary threshold. Kalo menurut kalian karena apa gaes? Kalo nanya ke politisi mah ujung-ujungnya pada ribut adu argumen. Riweuhh euy..

Tapi nih gaes, kalo alasannya karena faktor parliamentary threshold, kenapa mereka pada lebih memilih partai yang perolehan suaranya rendah? Apakah benar hanya karena fasilitas dan kesempatan? Atau ada permainan uang di baliknya? Jeng.. jeng…

Apapun alasannya, kerjaan politisi yang hobi loncat-loncat ini bikin kinerja DPR atau DPRD yang memang sudah kurang bagus, menjadi semakin buruk. Kacau mennn!

Jadi sekarang anggota dewan nggak lagi sibuk jadi wakil rakyat gaess, tapi lagi sibuk gonta-gonti personil. Karena kalau pindah partai kan berarti harus melakukan pergantian antarwaktu (PAW). Masalahnya, yang gantiin posisi sebelumnya kompeten nggak? Kalo ternyata kurang pengalaman, nggak jadi sapi ompong nantinya?

Hadeehhh, kalo hobi loncat-loncat tapi ngerugiin gini udah bukan kayak kodok lagi namanya, tapi mirip kutu rambut, yang suka bikin gatel nggak karuan itu. Duhh..duhh…

Saran eike, mending kaum-kaum kutu loncat kayak gini jangan dipilih deh! Sudah tidak diragukan lagi, orang-orang itu bisa jadi tidak punya ideologi yang kuat dan hanya haus kekuasaan.

Situasi seperti ini sama banget kayak yang diomongin Joseph Schumpeter, “Ketika politik mengajarkan bahwa tugas politikus sesungguhnya melaksanakan kehendak rakyat. Namun, yang terjadi mereka hanya mementingkan dirinya sendiri. (E36)

Exit mobile version