Dalam satu pesan elektronik disebutkan, Pemerintah AS telah meminta lembaga internasional untuk urusan pengungsi kembali mendata semua pengungsi yang sebelumnya dijadwalkan masuk ke AS.
pinterpolitik.com
WASHINGTON – Para pengungsi dan imigran lega setelah perjuangan seorang Hakim Federal Amerika Serikat untuk menunda pelaksanaan kebijakan Presiden Donald Trump membuahkan hasil.
Para pengungsi diperkirakan kembali memasuki Amerika Serikat, Senin atau Selasa (7/2/2017) WIB setelah Hakim Federal di Seattle, James Robart, memutuskan penundaan sementara berskala nasional kebijakan Presiden Trump yang melarang sementara pengungsi dan warga dari tujuh negara masuk ke AS.
Terkait dengan itu, Departemen Luar Negeri AS, Sabtu atau Minggu (5/2) WIB, sudah memulai persiapan menerima pengungsi. Keputusan Hakim Robart berlaku setelah dievaluasi secara menyeluruh gugatan Jaksa Agung Negara Bagian Washington, Bob Ferguson, atas kebijakan Trump.
Pada 27 Januari lalu, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menunda program pengungsi hingga 120 hari ke depan, kecuali bagi pengungsi Suriah yang berlaku tanpa batas waktu. Selain itu, Trump melarang masuk ke AS warga dari tujuh negara, yakni Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman hingga 90 hari ke depan.
Seorang pejabat Deplu AS mengatakan, gelombang pertama pengungsi diperkirakan datang, Senin ini. Dalam satu pesan elektronik disebutkan, Pemerintah AS telah meminta lembaga internasional untuk urusan pengungsi kembali mendata semua pengungsi yang sebelumnya dijadwalkan masuk ke AS.
“Kami menitikberatkan perhatian kepara para pengungsi yang seharusnya melakukan perjalanan pada 17 Februari.” Demikian bunyi surat elektronik itu.
Juru Bicara PBB, Leonard Doyle, mengatakan kepada New York Times, tercatat sekitar 2.000 pengungsi yang siap untuk melakukan perjalanan ke AS.
Deplu AS menegaskan, masuknya pengungsi tidak mengurangi ketentuan ketat dalam proses penerimaan pengungsi sebelum masuk ke wilayah AS.
Pada perkembangan lainnya, Presiden Trump yakin Departemen Kehakiman akan memenangkan banding atas putusan Hakim Federal. “Demi keamanan negara kita, kita akan menang,” kata Trump kepada wartawan di Resor Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, Minggu.
Pernyataan itu disampaikan Trump tidak lama setelah Kementerian Kehakiman mengemukakan niat untuk segera mengajukan banding atas keputusan Hakim Federal.
Setelah pelarangan tersebut ditangguhkan, para pengungsi dan ribuan warga dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman, yang tertunda kedatangannya di AS sejak pekan lalu, kembali bergegas ke AS.
Secara resmi, Pemerintah AS menunda pelaksanaan perintah eksekutif Donald Trump, Sabtu (4/2), setelah pengadilan federal AS memblokir perintah itu. Juru Bicara Kemenlu AS mengatakan, kami menghentikan pembatalan sementara visa. Mereka yang sudah memiliki visa yang valid bisa melanjutkan perjalanan menuju AS.
Mengomentari keputusan Hakim James Robart, Jaksa Agung Negara Bagian Washington, Bob Ferguson, mengatakan, konstitusi yang menang. Tak seorang pun berada di atas hukum, termasuk presiden.
“Sejak awal sudah saya katakan bukan suara paling keras yang akan menang di ruang sidang, melainkan konstitusi,” katanya.
Gubernur Washington Jay Inslee menyambut baik keputusan Hakim Federal. Ia menyebutnya sebagai kemenangan luar biasa.
Sebelumnya, Juru Bicara Gedung Putih, Sean Spicer, Jumat (3/2), menegaskan, akan melawan keputusan Hakim Federal itu. Menurutnya, kebijakan Trump sudah sesuai hukum dan tepat. Departemen Kehakiman akan memohon penangguhan darurat atas keputusan pengadilan itu. (Kps/E19)