“Sebab aktivitas normal manusia lebih buruk bagi alam daripada ledakan nuklir paling besar dalam sejarah”. ― Martin Cruz Smith, penulis asal AS
PinterPolitik.com
Anak-anak zaman now yang tiap 5 menit update story Instagram, pasti langsung merasa bosan setengah mati karena HP lowbatt, nggak bisa nonton TV, dan musti gelap-gelapan di rumah saat mati lampu beberapa hari lalu.
Tapi ternyata matinya listrik selama lebih dari 9 jam itu merupakan sebuah blessings in disguise bagi kota Jakarta tercinta ini loh.
Meskipun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kayaknya nggak mau warganya pada berasumsi yang aneh-aneh tentang hubungan PLTU batu bara dan polusi udara Jakarta, tapi setelah mati lampu, faktanya menunjukkan kalau rating polusi udara di Jakarta mengalami penurunan.
Soalnya sebelum mati lampu, Jakarta berada di peringkat kedua sebagai kota paling berpolusi di dunia. Sementara di hari Senin pagi, secara drastis kota Jakarta turun ke posisi 15. Ini diambil dari data resminya aplikasi AirVisual loh ya, bukan dari obrolan bapak-bapak di warung kopi. Hehehe.
Coba pikir deh, kira-kira adakah kejadian ekstrem lain selain mati lampu yang bisa menghasilkan pengurangan polusi Jakarta sebesar ini?
Kalau dipikir-pikir, saat mati listrik kemarin pasti banyak tuh PLTU yang juga ikutan berhenti mengeluarkan limbah ke udara. Belum lagi banyak pabrik-pabrik yang jadi berhenti kerja, sehingga mereka nggak bisa deh buang-buang polusi ke udara. Upss.
Kedengerannya asumsi aing itu terlalu cocokologi banget ya. Padahal kan bisa aja penurunan polusi yang drastis ini karena keberhasilan strateginya Pak Anies dalam memberlakukan sistem mobil ganjil genap dan tanaman lidah mertua. Hehehe.
Eits. Tapi kalau nggak percaya sama aing, coba aja dicek lagi di media atau AirVisual-nya langsung.
Soalnya di hari Selasa pagi alias saat listriknya dah normal kembali, posisi kota Jakarta sudah kembali naik ke peringkat ke-13 loh. Ekstremnya lagi, Selasa sorenya Jakarta udah naik lagi ke peringkat 4 sebagai kota paling berpolusi.
Saat mati listrik, polusi Jakarta berkurang. Tapi saat listrik kembali hidup, polusi Jakarta kembali meningkat. Waduuh. Pada tahu lah ya apa yang aing masksud di sini. Hehehe.
Jadi gimana, aing nggak berasumsi yang aneh-aneh soal PLTU dan polusi udara dong kalau begini ceritanya. Hehehe. (R50)
► Ingin video menarik lainnya? Klik di: http://bit.ly/PinterPolitik