““Kadang-kadang pilihan yang terbaik adalah menerima…” ~Dee Lestari
PinterPolitik.com
[dropcap]B[/dropcap]agai anak kehilangan induknya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, bersama wakilnya Emil Elestianto Dardak memiliki pilihan politik yang berbeda dengan Partai Demokrat sebagai partai politik yang mengusungnya di Pilgub Jatim 2018 lalu. Hmmm, kenapa ya?
Dulu sih Khofifah dan Jokowi memiliki kedekatan yang dekat banget. Meski begitu, dukungan Khofifah tetap untuk Jokowi.
Walau secara terang-terangan mendukung Jokowi-Ma’ruf, namun Khofifah tetap tidak mau masuk ke Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf di Jawa Timur. Namanya sempat masuk daftar sebagai Dewan Penasihat, namun dia menolak. Katanya, pilihan untuk Jokowi-Ma’ruf biar menjadi pilihan pribadinya. Namun ia akan tetap netral sebagai kepala daerah.
Ketimbang masuk timses, Khofifah lebih memilih fokus dengan perkumpulannya sendiri untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf, yakni Jaringan Kyai Santri Nasional (JKSN) yang beranggotakan ulama, pengasuh pondok pesantren, santri, ulama wanita atau bu nyai se-Indonesia.
Eh, tapi emang nggak masalah tuh sama Partai Demokrat? Gimana? Disetujui nggak? Partai Demokrat kan yang memberikan tiket kepada Khofifah dan Emil untuk melaju di Pilgub Jateng, bukan partai-partai pendukung utama Jokowi seperti PDIP atau PKB.
Apa yang membuat Gubernur Jatim memilih mendukung Jokowi-Ma'ruf dan tidak sejalan dengan pilihan partai pengusungnya? Share on XKalau kata Bu Khofifah sih, tidak ada masalah katanya dengan DPP Partai Demokrat. Kalau dengan Pak SBY sebagai ketum Demokrat gimana Bu? Menurut Bu Khofifah sih, dia sempat sowan ke Pak SBY menyampaikan dukungannya dalam Pilpres.
Terus gimana jawaban Pak SBY? Nah, kalau ditanya ini, Bu Khofifah tidak memberikan tanggapan, seperti malu-malu gitu. Jadi sebenarnya beneran direstui atau nggak sih? Hehehe.
Atas pilihan politiknya, Khofifah dipandang menjadi politisi yang cukup independen ya. Nggak cuma karena berbeda pilihan politik dengan partai pengusungnya, Khofifah juga berseberangan dengan tokoh-tokoh lain yang dulu mendukungnya. Dengan pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang, KH Sholahuddin Wahid misalnya. Dulu dia kan yang mendukung Khofifah saat di Pilgub, tapi sekarang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jadi gimana nih Bu, kasih tahu dong kenapa alasannya mendukung Jokowi? Emang nggak takut mengecewakan yang dulu getol mendukung Ibu sebagai Gubernur Jatim ya? Terus, sebenarnya Ibu masih sejalan dengan Demokrat dan SBY nggak sih? (F41)