Site icon PinterPolitik.com

Hashim: Megawati Nggak Mau Jokowi

hubungan megawati dan jokowi

Jokowi dan Megawati. (Foto: Republika)

“Pemimpin yang lahir dari serangan fajar, kelak, kursinya hanya akan jadi pasar.” ~Ilham Gunawan


PinterPolitik.com

[dropcap]K[/dropcap]emesraan antara Presiden Joko Widodo dengan Prabowo Subianto dan Hashim Djojohadikusumo ketika di Pilgub DKI Jakarta 2012 akhir-akhir ini kerap seliweran. Tahun baru harusnya memunculkan harapan baru gitu kan? Ehh ini malah mengungkit masa lalu. Uhuy…

Pernyataan Jokowi yang bilang maju ke Pilgub DKI tanpa dana sepertinya benar-benar membuat kubu Prabowo gagal move on. Jokowi tak henti-hentinya dibilang sebagai kacang lupa kulitnya alias orang yang nggak tahu berterima kasih.

Hashim yang adalah adik dari Prabowo menjadi orang yang katanya paling patah hati atas pernyataan Jokowi. Doi mengaku menyumbang banyak banget uang untuk Jokowi, tapi sekarang Jokowinya malah bersikap seolah tak punya hutang jasa baik kepada dirinya. Sakhiiittt banget tahu digituin….

Patah hati dapat mengakibatkan hati patah. Waspadalah! Share on X

Hashim menceritakan betapa ia dulu sangat membela Jokowi, terutama karena kakaknya, Prabowo, sangat ingin mengusung Jokowi di Pilgub DKI berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama. Bahkan katanya, dulu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat nggak mau mencalonkan Jokowi. Alasannya? Karena nggak punya dana untuk kampanye.

Menurut pengakuan Hashim, dulu itu Megawati lebih condong kepada gubernur petahana Fauzi Bowo. Tapi karena Hashim meyakinkan untuk membiayai kampanye Jokowi-Ahok, akhirnya Megawati setuju.

Sementara itu, pihak PDIP mengatakan kalau yang mendanai Jokowi itu nggak cuma Hashim, tapi banyak pihak. Kan ada tabungannya, namanya tabungan gotong-royong. Hashim hanya salah satu donatur. Sedangkan Jokowi sampai sekarang masih diem-diem bae. Yang banyak mengklarifikasi ucapannya ketika debat malah PDIP.

Kalau begini terus, bukankah keharmonisan antara Megawati dan Pabowo yang selama ini kerap dipamerkan bisa terancam? Bisa saja sih. Apalagi sekarang Hashim sudah menyeret-nyeret nama Megawati dalam pembahasan.

Yaa, semoga saja nggak berlarut ya. Masa udah baper sama mantan presiden yang ono, terus tambah drama baru sama mantan seperjuangan. Pemilu itu cuma agenda lima tahunan sekali, say. Hehehe. (E36)

Exit mobile version