“Hendaknya perjuangan kita harus kita dasarkan pada kesucian. Kami percaya bahwa perjuangan yang suci itu senantiasa mendapat pertolongan dari Tuhan.” ~ Jenderal Soedirman
PintarPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]ungkinkah mantan Panglima TNI Moeldoko merubah pandanganya terhadap ideologi partai politik?
Mungkinkah PDIP menjadi tempat berlabuh Moeldoko berikutnya? Jika benar, ini dapat memberikan sebuah gagasan baru, bahwa berpartai itu tidak seperti kita bernegara. Kita dapat dengan mudahnya berpaling pada suatu kepercayaan dalam sebuah perjuangan.
Tidak menjadi jaminan mantan tentara atau mantan ulama, yang penting bagaimana gagasan bisa diterima, di situlah kita akan memperjuangkannya.
Hmm, oke juga sih. Yang penting jangan berpolitik hanya untuk tipu rakyat, dan mengeruk kekayaan untuk individu, kelompok maupun untuk kesenangan yang merugikan rakyat banyak.
Mari kita berimaji, sebegitu rumitkah bekerja menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) sampai akhirnya harus meningalkan partai? Kesibukan itu apakah sudah membuahkan hasil yang signifikan? Untuk ini kalian pasti bisa menyimpulkan sendiri ya gengs, iya atau tidak.
Bila kalian katakana iya, kok masih banyak yang menjerit soal ketidakbecusan pemerintah menjalankan roda pemerintahan?
Apa kalian bercanda bilang Moelodoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan cuman pintar cari alasan, dan hanya makan gaji buta sampai tidak ada hasil yang signifikan untuk bangsa ini?
Jika kalian katakan tidak, coba kalian piknik ke beberapa wilayah yang sudah semakin marak dengan pembangunan infrastruktur, mungkinkah gelar bapak pembangunan berpindah ke Presiden Jokowi?
Ayo, kita tanyakan kepada Tuhan.
Yang pasti gengs, secara individu dan secara pribadi, Moeldoko nggak pernah terlibat urusan partai politik karena di samping sebagai dewan pembina, keterlibatannya tidak ada pengaruh untuk partai Hanura.
Ya bagaimana pun gengs, keputusan Moeldoko sampai saat ini sangat dihargai, jika memang ingin fokus membantu Jokowi sebagai KSP.
Terlebih, kabar ini sudah diketahui oleh Wiranto selaku pendiri partai, namun belum sampai ke Oesman Sapta Odang selaku Ketua Umum Partai Hanura.
Semoga saja ada kabar bahagia untuk rakyat Indonesia ya gengs, salah satunya kabar tentang rupiah yang bisa menguat, atau harga BBM, listrik dan gas menjadi sangat murah sebab kerja keras pemerintah.
Keputusan Moeldoko keluar karena tidak ingin mempengaruhi keputusan Partai Hanura, serupa seperti yang dialami Soe Hok Gie. Dalam tulisannya, Gie pernah berkata: “Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.” (G11)