“Seorang bersenjata dapat mengontrol seratus orang lain yang tanpa senjata.” ~ Vladimir Ulyanov Lenin
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]residen Joko Widodo menghadiri penutupan rembuk nasional aktivis 1998 di Kemayoran. Kalau akur gini kan enak ya, gak ada kegaduhan yang berarti. Ini baru namanya demokrasi idaman.
Acara ini digagas salah satunya oleh politisi PDI-P, Adian Napitupulu. Dalam acara ini, para aktivis 98 mendeklarasikan dukungan terhadap Jokowi untuk memimpin dua periode.
Wailah, pantas aja gak ada kegaduhan. Yang ngadain tuan rumah sendiri. Btw ada bagi-bagi amplop gak nih? Bisa kali saya kebagian hehehe. Upps maaf, becanda om hehe.
Kehadiran Jokowi disambut sekitar ratusan orang yang hadir. Para aktivis 98 itu langsung mengeluk-elukkan nama Jokowi loh.
Wedew, mantap lah Pakde Jokowi dapat suara dukungan aktivis 98. Hmmm sebenarnya hal kayak gini sudah tidak aneh lah ya, toh oposisi kan rombongannya orang-orang yang bertanggung jawab di balik tragedi 98. Eh ini masih kabar angin loh ya. Kata orang loh ya.
Makin rapat nih kubu Jokowi sama aktivis 98. Ketar-ketir deh tuh oposisi. Udah kalah di Pilkada, ini malah koalisinya pada punya kandidat capres sendiri-sendiri. Bisa-bisa aklamasi nih Pakde Jokowi kalau oposisi pecah.
Tapi mustahil sih gengs. Masa Jokowi harus lawan kotak kosong, nanti menang lagi kotak kosongnya ahaha. #guyonrenyah
Oh iya, Ketua Pelaksana Rembuk Nasional, Sayed Junaidi Rizaldi juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Jokowi. Ia pun meminta Jokowi menetapkan tanggal 7 Juli sebagai hari Bhinneka Tunggal Ika.
Alasanya, Bhinneka Tunggal Ika sebagai pilar bangsa yang belum ada hari nasional untuk diperingati. Weh sepakat tuh sekalian jadi hari libur nasional ya pak, lumayan kan nambah kuota libur para buruh kaya kita ini hehehe.
Selain itu, ia juga meminta para korban pelanggaran HAM pada 1998, seperti tragedi Trisakti dan tragedi Semanggi untuk menjadi pahlawan nasional.
Terakhir, aktivis 98 juga menyatakan dukungan untuk Jokowi memimpin Indonesia dua periode dan mendukung penuh Jokowi sebagai calon presiden 2019-2024.
Duh kok ada yang aneh ya. Katanya aktivis, masa tawaranya gitu aja sih? Gak ada yang lain gitu, seperti minta fokus di kebijakan agraria, teknologi pertanian harus dipercanggih, atau fokus di kedaulatan udara, atau mungkin bisa minta hapuskan kapitalisasi pendidikan di universitas. Apa kek gitu yang sekiranya bahasa aktivis yang katanya keras tanpa kompromi.
Alah, lupa gengs, namanya juga senior yak dan mereka sudah jadi mantan, nanti pacar yang sekarang marah lagi hehehe.
Mana nih suara aktivis jaman now, bikin gerakan dong biar nanti bisa mengajukan permintaan di tahun-tahun Pemilu kayak gini. Apa gitu kek nama gerakannya, contohnya #gerakanreceh atau #gerakannasikotak hehehe.
Gengs kalian tahu apa yang pernah disampaikan Leon Trotsky? Nih simak apa yang pernah dia serukan: “Setiap orang harus benar-benar bodoh, tetapi beberapa orang menyalahgunakan hak istimewa.” (G35)