“Siapa yang tukang kibul? Aku? Kamu baca dulu baru kamu tahu!”
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]residen Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang mengkaji kebijakan Generalized System of Preferences (GSP). GSP merupakan perlakuan khusus impor yang diberikan kepada Indonesia. Jika dicabut, maka Indonesia harus membayar bea masuk impor yang jumlahnya cukup besar. Saat ini, ada total 124 barang yang tengah di-review oleh Trump.
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi curhat tentang permasalahan tersebut. Jika GSP dicabut, maka Indonesia harus merogoh kocek sebesar USD 1,7 – 1,8 miliar atau setara Rp 25,2 triliun untuk bea masuk per tahun.
Apa? Makan nasi pake garam bossque? Duh bayar cicilan rumah subsidi aja repot, malah ditambah kasus begituan bossque. Ga tahan ini mau pingsan.
Hmmm, yang terpenting yaitu bagaimana pemerintah mempersiapkan diri menghadapi kebijakan tersebut. Jika tidak, maka para pelaku usaha akan sangat terdampak dari kebijakan itu.
Pak, kalau dampaknya hanya tertuju pada pelaku usaha saja bagaimana dengan rakyat? Apa ada jaminan harga tidak melambung karena ikut dibebani dengan pembayaran pajak? Hayooo gimana nih?
Menurut Pak Sofjan, masyarakat harus tenang karena prioritas utama AS adalah Tiongkok, Eropa dan negara-negara yang lebih besar trade defisitnya. Iya pak, tapi jangan main main loh!
Janji ya, inget pak impor barang dagang Tiongkok sudah semakin meningkat. Jangan sampai pengusaha Indonesia semakin tercekik. Bisa jadi Tiongkok akan semakin masif melakukan ekspansi pasar ke Indonesia karena AS tidak ramah lagi pada Tiongkok.
Gak mustahil dong pak banjirnya barang dagang Tiongkok dapat merusak iklim usaha produsen kecil milik rakyat lokal. Bisa-bisa Indonesia jadi negara konsumen seumur hidup nih!
Hayoo ada yang bisa kasih solusi gak nih terkait kebijakan yang pro rakyat kecil dan membuat Indonesia bisa berdikari dalam bidang ekonomi?
Hmmm, lagi dan lagi, banyak yang bilang pemerintah tidak becus urus negara. Jika tidak membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat, lalu semua siapa yang tanggung? Rakyat lagi? Bayar hutang lagi?
Pasar bebas membuat pemerintah tidak berdaya mendukung pengusaha nasional. Jangan mimpi deh pemerintah serius mengembangkan industri nasional, mbok dukungannya minim dan terkesan asal. Eh kalo salah koreksi ya ahaha.
Kalau sudah gini kan enak tuh anak-anak ekonomi kreatif. Mana nih suaranya? Ayo dong, ini kesempatan kalian loh kembangkan usaha nasional.
Kayaknya rakyat kecil lupa tuh ada program ekonomi kreatif. Ahaha miris, mungkin mereka kurang kreatif, atau kalian yang terlalu eksklusif, hmm mungkin saya yang terlalu imajinatif? (G35)