“Ini Ustazah Peduli Negeri, pengajian-pengajian disisipkan politik itu harus. Mudah-mudahan negeri Muslim terbesar ini pada tahun 2019 mendapat presiden yang baru.” ~ Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais.
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]iapa coba yang gak kenal sosok politisi senior Amien Rais! Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) ini memang belakangan kembali sering mengkritik pemerintah dengan pedasnya. Bagi Mbah Amien (sapaan akrab Amien Rais), tiada hari tanpa melontarkan celotehan kritik pedas. Saking pedasnya mungkin rasa panasnya bisa tembus hingga palung hati orang yang dikritik. Tsadeest.
Nah baru-baru ini, Mbah Amien juga sempat menyerukan sesuatu yang berbau kontroversi saat menghadiri acara tasyakuran peringatan satu tahun Ustazah Peduli Negeri di Balairung, Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (24/4). Mmm, apa yang disampaikan emangnya ya?
Denger-denger nih ya, dari gosip pengajian Ibu-ibu di RT eike, katanya Ustazah itu harus sering menyisipkan unsur-unsur politik dalam setiap ceramah yang disampaikan pada jamaahnya. Mmm, biar gak ada unsur pemisah antara agama dan politik ya Mbah Amien, gitu ya maksudnya?
So far sih so good lah ya, toh keliatan baik tuh niatnya. Masalahnya nih ya, niatan ini ga berdiri sendiri, dengan kata lain ada motif terselubung bak udang di balik bakwan. Coba aja kalian pikir deh guys, Mbah Amien ini kan paling terdepan urusan mempersuasi masyarakat agar memilih partai Allah.
Ya gosipnya sih, Partai Allah itu terdiri dari PAN, Gerindra, dan PKS. Kalau niatan unsur politik disisipkan dalam ceramah bertujuan agar jamaah pengajian itu memberikan suaranya ke tiga partai ini. Mmm, kok eike serasa dikadalin ya. Mengenai memilih partai apa, itu kan urusan pilihan politik si pemilih.
Emangnya kalau jamaah memilih partai di luar tiga itu, -yang notabene distigma Mbah Amien sebagai Partai Setan- maka kita-kita ini udah auto dosa, gitu maksudnya? Ya kali deh kayak gitu. Aya aya wae mah Mbah Amien ini. Alih-alih menghimbau, pernyataan Mbah Amien malah lebih mirip ‘memperalat’ Ustazah.
Ya para Ustazahnya sih seneng-seneng aja, toh memang dalam ajaran Islam itu memilih pemimpin yang se-aqidah hukumnya wajib. Tapi kalau ada pilihan lain yang ternyata lebih bagus bagaimana, apa gak boleh? Apa jamaah itu lantas diragukan keislamannya? Dan berhak untuk dipersekusi?
Ya udah sih, Mbah Amien gak usah ngeriweuh para Ustazah, nanti malah disangka mempolitisiasi agama loh. Tau deh, Mbah Amien diidolakan banyak ibu-ibu jilbabers, tapi gak perlu juga keles memanfaatkan kepolosan mereka yang kebanyakan masih awam pendidikan politik. Jangan sampai terjadi lah ya apa yang dikatakan filsuf Voltaire (1694-1778), ‘It is difficult to free fools from the chains they revere.’ (K16)