“Artinya benar-benar kami bangun kepartaian yang solid. Kita jangan mau diusik dipecah belah oleh siapapun. Jangan gentar kepada siapapun yang ingin menjatuhkan kita.” ~ Agus Harimurti Yudhoyono.
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]enjadi anak dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – mantan Presiden ke-6 yang sempat memimpin negeri ini selama dua periode, tidak lah mudah. Begitulah sekiranya yang dirasakan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat ini.
Terlebih lagi, bayang-bayang prestasi Partai Demokrat yang pada tahun 2009 pernah meraih 20,85 persen suara. Karena nyatanya pada tahun 2014, Demokrat hanya memperoleh 10,19 persen suara. Untuk itu, kini AHY bertekad mengembalikan kejayaaan Partai Demokrat. Mantap Jiwa.
Mmm, gimana caranya? AHY menyampaikan ada tiga poin utama untuk mewujudkan angka itu. Yang pertama, memperkuat kesolidan partai. Kedua, kerja keras dengan dibarengi keikhlasan. Terakhir, merancang dan mengimplementasikan strategi yang efektif. Kok normatif ya kedengerannya!
Kayak kurang greget gitu. Tapi gak apa lah ya, namanya juga pendatang baru di dunia politik, jadi butuh panduan supaya bisa bergerak cepat membangun kembali elektabilitas Demokrat yang sudah mulai redup. Kalau AHY pasti bisa lah ya, kan anak dari yang empunya Partai. Tsadeest.
Tapi apa dengan tiga jurus tadi, benar-benar bisa mengembalikan kejayaan Demokrat ke khittah-nya seperti semula? Eike kok ragu ya. PR bingit loh itu. Apalagi belakangan partai ini diterpa berbagai isu kadernya yang terjerat kasus korupsi. Salah siapa coba kalau udah begitu? Intropeksi diri sendiri aja lah ya.
Sulit bukan berarti gak mungkin loh ya. Masih ada lah satu cara efektif yang bisa AHY lakukan untuk mewujudkan tujuannya tersebut. Apaan tuh? Ya dengan mendompleng mendukung partai penguasa dalam Pilpres 2019. Eike jamin deh bakal tokcer ketiga jurus tadi. Warbyasah.
Toh tujuan mendasar AHY diterjunkan dini dalam dunia politik oleh Ayahandanya adalah untuk memanfaatkan momentum Pilkada dan Pilpres, demi meningkatkan elektabilitas Demokrat. Karena pamor keluarga SBY masih dianggap memiliki pengaruh besar di masyarakat. Maca ci, mi apa coba?
Dan tentunya, hal itu sekaligus bertujuan untuk menjemput bola potensi AHY untuk menjabat sebagai Capres atau Cawapres dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang. Jadi kalian yang masih cinta kepemimpinan SBY, kuy dukung rame-rame AHY untuk kembalikan kejayaan Demokrat!
Jadi apakah Demokrat nanti akan bangkit di tangan AHY, atau malah semakin terperosok menjadi partai remah-remah roti yang terlupakan, karena kandas dengan partai lain yang kian menguat memperoleh suara rakyat? Ya hanya AHY, SBY, dan Tuhan yang tahu jawabnya. (K16)