“Adanya poros ketiga itu kan masih wacana, yang pasti Pak Prabowo presiden. Kami ini partai terbuka, berkoalisi dengan siapa pun kami ayo.” ~ Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohammad Taufik.
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]artai Demokrat memang pintar memainkan perannya dalam konstelasi politik menjelang Pilpres 2019. Gimana gak? Partai ini seakan memainkan politik dua wajah yang seperti biasa mereka mainkan di detik-detik terakhir. Di satu sisi ada sinyal merapat untuk mendukung Jokowi, namun di sisi lain tetap membuka ruang terbentuknya Koalisi Poros Ketiga.
Nampaknya nih, sikap dua wajah Demokrat ini bikin gemes partai koalisi yang lain. Sebut saja Gerindra. Dengan koalisinya bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN), Gerindra menjadi kompetitor utama Partai Koalisi Presiden Petahana. Tapi kalau saja sikap Demokrat ini menyebabkan salah satu partai koalisi membelot dan membentuk poros ketiga, kan bisa gigit jari Pak Prabowo.
Kemungkinan adanya partai yang nanti membelot memang selalu ada. Sejauh ini sih pihak Gerindra menanggapi santai mengenai terbentuknya Koalisi Poros Ketiga. Apa yang perlu dirisaukan, toh baru sebatas wacana. Begitulah kira-kira. Tapi kalau sampai benar terbentuk, koalisi yang paling dirugikan ya dari pihak Partai pengusung Prabowo. Bisa nangis termehek-mehek nanti tuh.
Sebelum semuanya terlambat, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohammad Taufik perlu menegaskan pada Partai Koalisi Pengusung Capres Prabowo Subianto yang lain untuk tetap setia pada barisan. Bahkan gak menutup kemungkinan jumlah Partai koalisi ini akan berkembang. Semakin gendut dan berisi koalisinya, ya semakin bagus. Prikitiw.
Para pendukung Pak Prabowo di akar rumput memang masih banyak yang setia menunggu saat Pilpres tiba. Jadi image kekompakan partai koalisi ini memang harus dijaga. Jangan sampai gembos di tengah jalan dan kalah sebelum bertempur. Nah ini nih yang paling dikhawatirin Gerindra sebagai Partai utama pengusung koalisi. Jadi untuk saat ini bukan sosok Jokowi yang menjadi lawan utama, melainkan potensi tergerusnya koalisi akibat manuver Demokrat. Ngeri-ngeri sedap kan. (K16)