“Tuhan itu sudah mati! Kalian yang membunuhnya!” ~ Friedrich Wilhelm Nietzsche
PinterPolitik.com
[dropcap]B[/dropcap]agai jatuh tertimpa tangga lalu tersambar petir, kekalahan Gerindra di kontestasi Pilkada serentak 2018 membuat komentator politik banyak memberikan catatan, kutipan, dan garis bawah.
Ahaha komplit ya gengs? Berasa sulit banget gitu meraih kemenangan di Pilpres 2019. Eits, slow gengs politik bagaikan permainan bola yang sukar ditebak dan diprediksi.
Banyak contoh kasusnya kok, intip deh keunggulan pasangan Asyik di Pilgub Jabar atas pasangan Dedy Mizwar yang mengundang komentar Fadli Zon. Katanya itu karena kekuatan gerakan #2019gantipresiden, sehingga siapa tahu kan 2019 banyak yang terhipnotis dengan tagar itu.
Ya walaupun baru “barangkali”, yang penting semangat deh buat Gerindra and the geng hehehe.
Oke gengs yang rada ilmiah sedikit ya.
Nah, kalau menurut uraiannya pengamat politik Indonesia Public Institute (IPI) Jerry Massie, Gerindra harus memikirkan mengusung sosok alternatif sebagai capres.
Jerry Massie mengatakan bahwa dengan sejumlah kekalahan di Pulau Jawa, menjadi acuan untuk Pilpres 2019. Dengan berani doi bilang harus ada capres alternatif gengs.
Ngeri ya pengamat ini gak ada takut-takutnya, pake bilang harus ada capres baru, terus bukan Prabowo gitu? Nah bikan kadernya Prabowo gak pada marah apa?
Jerry Massie juga menyampaikan sejumlah nama yang layak dipertimbangkan Gerindra untuk diusung sebagai pengganti Prabowo, seperti ekonom senior Indonesia Dr. Rizal Ramli, politisi Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, hingga Ketum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Wah, mantap lah kalau tokoh yang ditawarkan gak bikin panas kuping. Coba aja sampai berani bilang: “Tokoh yang kuat dan cocok untuk capres Gerindra adalah Joko Widodo yang berpasangan dengan Prabowo.” Wih, bisa di-bully sampean.
Memang benar gengs apa yang di katakan Jerry Massie, Gerindra harus mencari alternatif capres di 2019 karena sangat berat untuk Gerindra mencari partai dukungan oposisi. Terlebih, posisi terbawah yang diraih Gerindra pada pilkada serentak 2018, seakan menjatuhkan harga jual di hadapan partai-partai lain.
Nah kalo sampai Partai Gerindra usung capres selain dari kadernya, mungkin kata-kata Soekarno cocok buat bangkitin kembali semangat dan jadi pertimbangan: “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (G11)