“Menaklukkan rasa takut adalah awal dari kebijaksanaan.” ~Bertrand Russell
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ecercah cahaya mulai menyinari lorong gelap menuju kursi wagub DKI Jakarta nih. Akhirnya, setelah bersusah payah untuk sabar menanti berakhirnya perebutan kursi oleh PKS dan Gerindra, keputusan bulat tebentuk juga. Hufffttt, sujud syukur dulu dah kalau gitu. Hehehe.
Nampaknya PKS masih punya taring juga ya di mata Gerindra? Gimana nggak, wong kemarin ngotot-ngototan berebut kursi, eh mendadak jadi jinak setelah PKS mengancam akan memberhentikan mesin partai. Weleh-welehh, mantap juga.
Tapi nih gaes, pemberitaan soal melunaknya kubu Gerindra kepada PKS tentu menimbulkan tanda tanya, ini beneran Gerindra takut ancaman PKS atau karena sudah terlanjur janji dan ingin membuktikan komitmen?
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, kesepakatan ini terjadi setelah dilakukan pertemuan antara kedua partai. Arahan penyerahan kursi wagub kepada PKS, kata Taufik juga merupakan arahan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai bentuk komitmen atas janjinya.
Menurut dia, sebenarnya itu bukan perjanjian tertulis. Kesepakatan itu tidak resmi dan tidak wajib dilaksanakan. Akan tetapi, PKS terus-menerus menagih komitmen tak tertulis itu.
Owh seperti itu. Berarti ini demi hubungan pertemanan ya? Bukan karena kebutuhan mesin politik? Hehehe.
Taufik mengajak anggotanya di DPD Gerindra DKI Jakarta untuk menjalankan komitmen Prabowo itu meskipun harus mengorbankan peluang mereka mendapatkan kursi wagub DKI. Meski begitu, pihak Gerindra mengaku tetap memberikan syarat untuk PKS. Apa aja ya?
Kata Taufik, pihaknya nggak mau seperti mendapat cek kosong. PKS harus dipastikan memiliki calon yang fit dan proper. Konon, PKS nanti akan mengajukan empat nama yang akan dites, baik oleh kubu Gerindra maupun PKS. Nanti akan ada dua calon yang lolos dan akan dimajukan dalam rapat DPRD DKI Jakarta.
Meski semua calon disepakati berasal dari PKS, Taufik mengaku masih punya harapan. Ada ketentuan kuorum dalam paripurna yang harus dipenuhi. Jika paripurna tak kunjung kuorum, Gerindra DKI akan menangkap sinyal bahwa tidak ada kandidat yang menjadi pilihan DPRD DKI.
Hmm, jadi sebenarnya Pak Taufik sudah legowo belum nih? Aihh, ngomong-ngomong Bapak kan wakil ketua DPRD DKI, nggak punya rencana yang nganu apa? Mudah-mudahan nggak ada aksi kadal-mengadali ya. Hihihi. (E36)