Jelang akhir tahun, Densus 88 menggelar kembali “operasi senyap” dan berhasil menyergap belasan teroris berikut barang bukti bom rakitannya.
PinterPolitik.com
“Belum ada rencana serangan itu, tapi biasa kita lakukan langkah-langkah namanya preemptive strike, jadi kita mendahului, kelompok yang kita anggap potensial untuk ada kegiatan aksi.”
[dropcap]P[/dropcap]reemptive strike atau serangan pencegahan yang dikemas dalam Operasi Senyap ini, menurut Kepala Kepolisian (Kapolri) Tito Karnavian, dilakukan untuk mengantisipasi kejadian teror yang biasanya mulai kembali marak menjelang Perayaan Natal dan Tahun Baru.
Entah mengapa, para teroris ini kayaknya emang senang banget beraksi di waktu-waktu khusus. Kalau enggak Natal dan tahun baru, pasti deket-deket Ramadhan atau Hari Raya Islam. Tapi tradisi ini pada akhirnya memudahkan kepolisian, karena jadi bisa langsung mengantisipasi aksi mereka.
Benar saja, kabarnya ada sekitar 19 orang teroris yang tertangkap di tiga lokasi pada Sabtu (9/12), Minggu (10/12) dan Senin (11/12). Bahkan buronan yang menjadi tersangka bom panci di Bandung lalu, juga berhasil dibekuk di Malaysia.
BRAVO DENSUS 88 !!!!
SEGENAP RAKYAT INDONESIA YG WARAS MENCINTAIMU SANGATTT & BERGANTUNG PADAMU… SIKATTTT PARA TERORIS..!!!!! ???— Kaum Bumi Pesek?? (@Ine_Dwine) December 13, 2017
Selain itu lima orang terduga teroris di Kalimantan Barat, Densus 88 juga menangkap tiga orang terduga teroris di Jawa Timur yang kabarnya merupakan anggota jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) serta kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).
Banyaknya terduga teroris yang diamankan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror ini, patut diberi pujian dan acungan jempol. Apalagi bila mereka benar-benar tengah merencanakan aksi teror kekerasan di sejumlah wilayah. Kasihan kan para penjual panci yang bakal jadi sasaran lagi, kalau masih aja dipakai untuk bikin bom.
Selain para penjual panci, masyarakat Indonesia – khususnya umat kristiani yang akan beribadat, juga menjadi tenang dan tak perlu was-was lagi. Bagi para wisatawan juga bisa semakin senang, karena tidak lagi didera rasa khawatir bila ingin berwisata ke penjuru Indonesia.
Walau kegiatan terorisme di Indonesia sudah mulai mereda, namun bukan berarti mereka sudah tak ada sama sekali. Buktinya di mancanegara, masih saja ada berita teroris beraksi di mana-mana. Jadi serangan antisipasi Pak Tito ini, semoga efektif ya dalam membasmi dan mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Semangat terus Densus 88! (R24)