Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah melakukan kajian gedung Nusantara I DPR yang akan direnovasi. Ternyata gedung tersebut memang masuk dalam kategori kelebihan muatan.
PinterPolitik.com
“Gedung DPR kita miriiing….”
[dropcap]P[/dropcap]ernyataan itu sempat viral di mana-mana. Baik di media massa hingga media sosial sebelumnya. Walau ternyata yang miring bukan gedungnya, tapi orang-orang yang ada di dalamnya, karena mereka-mereka jugalah yang meneriakkannya.
Nyatanya, teriakan itu berhasil meloloskan anggaran renovasi gedung DPR yang sudah bertahun-tahun diminta, tapi selalu dimentahkan warga. Kabarnya, pelolosan anggaran di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada tahun ini pun ada ‘bayarannya’ pula. Entah apa.
Bayangkan saja, di tahun 2018 dan 2019 nanti, Indonesia lagi defisit besar-besaran akibat harus membayar jatuh tempo bunga utang. Kok bisa-bisanya, DPR dikasih uang miliaran hanya untuk merevonasi gedung yang belum ‘rusak-rusak banget’, apalagi miring seperti yang diteriakan?
Jumlahnya memang enggak sampai triliunan, seperti yang mereka harapkan. Enggak ada kolam renangnya, apalagi apartemen pribadi di kawasan kompleks DPR pun sudah dienyahkan. Namun, nilai Rp 601 miliar kan cukup besar bila dikonversikan dalam bentuk bubur kacang hijau dan susu ala Anies-Sandi.
Tapi kesepakatan tetaplah kesepakatan, lobi pemerintah dengan DPR memberikan barter yang tidak mungkin untuk mengatakan ‘enggak’ pada DPR. Apalagi toh pembangunan gedungnya melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Artinya, uang pembangunannya akan masuk ke pemerintah lagi.
Dibandingkan Bangun Baru, Renovasi Gedung DPR Hemat Setengah Triliun https://t.co/cmzIpEyV7T
— KantorBeritaPemilu (@Kantor_Pemilu) October 28, 2017
Nah, karena semua sudah oke – kecuali masyarakat tentunya, sekarang penghitungan dan pengukuran dana pembangunan gedung DPR berada di tangan Kemen PUPR. Berdasarkan pengukuran simetrisasi gedung, telah dibuktikan dan resmi dinyatakan kalau gedung DPR, tepatnya Nusantara I, tidak miring.
Data ini valid, karena Kepala Balitbang Kemen PUPR sendiri yang telah mengukurnya secara hati-hati di setiap inci. Hanya saja, permasalahannya, gedung tersebut sudah kelebihan muatan. Terlebih, orang-orang yang berkantor di dalamnya pun sebagian besar memiliki kelebihan berat badan.
Jadi bisa saja kemiringan gedung yang dirasakan oleh para anggota DPR, akibat mereka terlalu sering berjalan sambil memiringkan badan agar bisa melewati orang lain. Gimana enggak, gedung tersebut banyak lorongnya, ruangannya pun kecil-kecil berhimpitan.
Bisa dibayangkan, para anggota Dewan Terhormat yang berbobot dan berperut besar berada di ruangan yang kecil berhimpitan. Mau jalan aja susah, apalagi duduk dan tidur-tiduran? Pantas mereka bilang gedungnya sudah tidak muat lagi….
Kepala Balitbang Kemen PUPR pun mengatakan, lift di gedung itu kurang banyak, mengingat satu lift hanya bisa mengangkut beberapa orang dengan jumlah berat badan terbatas. Begitupun dengan WC yang dirasa kurang banyak dan terlalu sempit untuk ukuran tubuh mereka. Hmmm, semoga saja selama ini enggak pernah ada kejadian yang nyangkut di WC ya, Pak. (R24)