“Rakyat berasal dari kata ro’iyah artinya kepemimpinan, maka rakyat hakekatnya pemimpin tertinggi di atas presiden.” ~ Emha Ainun Nadjib.
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]ader Partai Gerindra merupakan pihak yang tentunya paling senang dengan pengusungan Prabowo Subianto sebagai Capres pada Pemilu mendatang. Saking senengnya, mereka sampai mengarak Ketua Umumnya tersebut dengan bertelanjang dada. Waduh, masih Six-Pack apa udah O-Pack ya kira-kira? Aih, eike jadi gak kuku ngeliatnya
Momen tersebut terjadi usai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/4) malam. Dengan penuh semangat, para kader Gerindra memanggul Prabowo sambil mengacungkan kepalan tangan. Nah gitu dung didukung penuh Capresnya biar gak galau mulu. Jangan-jangan di tengah jalan malah mundur, ups.
Tapi eike jadi penasaran, memangnya apa sih kesan politik yang ingin disampaikan Gerindra dari peristiwa ini? Pasti ada lah ya. Yang namanya politik, gak ada tindak tanduk yang gak bermakna di dalamnya. Jangankan mengarak kayak gitu, hal kecil seperti terlalu membungkuk ketika bersalaman dengan lawan politik, terkadang bisa menandakan makna lain. Aya aya wae mah.
Kayaknya nih ya, Gerindra ingin mengesankan situasi euforia kader partai saat mengarak itu sebagai gambaran keinginan rakyat di luar sana yang juga semangat mendukung Prabowo sebagai Capres. Toh pemimpin yang ideal itu sebaiknya naik, karena di dorong rakyat dari bawah. Bukannya yang muncul dari atas dan bergaya seakan dia adalah bagian dari rakyat. Tsadeest.
Semacam ingin berkata, ”Wahai seluruh warga Indonesia, liat lah betapa dicintainya sosok Prabowo ini, begitu banyak yang menginginkan dia mempimpin negeri ini”. Ya semacam mengelu-elukan sebagai Capres idaman gitu deh bagi rakyat Indonesia. Prabowo ingin dikesankan sebagai pemimpin menjejak ke bumi yang dekat dengan rakyat. Maca cih, mi apa coba?
Sedangkan di sisi lain, apa yang ditampilkan oleh Jokowi saat Kunjungan Kerja dengan mengendarai Chopper di Sukabumi, akan mengesankan pribadi yang tidak merakyat dan hedonis. Ya iya lah. Harga motor chopper-nya aja Rp 140 juta, plus jaket denim ala-ala Dilan yang digosipkan seharga Rp 4 juta. Belum lagi sepatunya yang ditaksir seharga Rp 2,5 juta.
Eh alih-alih bersaing secara penampilan, Prabowo malah ingin tampil telanjang dada yang mengesankan bersahaja dan dekat dengan rakyat, tanpa ada batas status sosial dan ekonomi diantara mereka. Beuh, pemimpin mana coba yang mau kayak gini. Impian banget deh pokoke. Eits, tapi jangan salah loh ya, bisa jadi semua yang ditampilkan Prabowo ini adalah bagian dari ‘Politik Citra’ yang sedang dibangun Gerindra.
Di luar dikesankan merakyat, eh taunya nanti pas menjabat tau-taunya jadi otoriter. Nah loh, gak kapok apa kalian guys dulu dipimpin sosok militer selama 32 tahun di era Orde Baru? Kalo eike sih udah tobat. Jangan-jangan malah sosok yang dikesankan glamor naik Chopper itu malahan aslinya lebih menjejak ke bumi, dekat dengan rakyat. Jadi mana dari kedua Capres ini yang politik citranya lebih mengena di hati kalian guys? (K16)