HomeDuniaGaviria Ingatkan Presiden Duterte

Gaviria Ingatkan Presiden Duterte

Gaviria menulis, dalam upaya mematahkan perdagangan narkoba di negaranya, pemerintah menjalin kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat. Hasilnya, mereka sukses mematahkan ikon perdagangan obat terlarang Kolombia, Pablo Escobar.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Ingat César Gaviria, mantan Presiden Kolombia, yang memimpin pertempuran menumpas kartel narkoba di negaranya pada awal dekade 1990-an? Nah, pekan ini Gaviria mengingatkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang kini tengah berperang sengit melawan pengedar narkoba.

Dalam tulisannya di harian The New York Times edisi 7 Februari 2017, Gaviria menyebutkan,  perang melawan obat-obatan terlarang tak bisa dimenangkan hanya dengan menerjunkan pasukan bersenjata. Menerjunkan  banyak serdadu dan polisi ke tengah komunitas pengguna obat terlarang tak cuma membuang uang, tapi juga menjadikan masalah menjadi lebih buruk.

Lebih lanjut mantan penguasa Kolombia (1990-1994) itu menyebutkan, dia telah mempelajari pengertian itu dengan kerja keras.

Seperti diberitakan media, otoritas keamanan Filipina berdasarkan perintah dari Presiden Duterte melaksanakan metode represif untuk memerangi narkoba. Belum satu tahun Duterte memegang jabatan presiden, lebih dari 7.600 orang telah terbunuh atas tuduhan terlibat dalam penggunaan atau pengedaran narkoba.

Lebih lanjut Gaviria menulis, dalam upaya mematahkan perdagangan narkoba di negaranya, pemerintah menjalin kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat. Hasilnya, mereka sukses mematahkan ikon perdagangan obat terlarang Kolombia, Pablo Escobar.

Namun, dengan terus terang Gaviria menegaskan, hasil yang dia capai, kala itu, ditebus dengan pengorbanan luar biasa. Dia mengakui, perang melawan kartel narkoba menimbulkan beragam persoalan baru, seperti aksi pembunuhan, korupsi, dan menyebarnya persoalan ke negara tetangga.

Masih terkait dengan perang melawan narkoba, Gaviria  mengatakan, pemerintah harus meningkatkan jaminan kesehatan dan keamanan, serta menegakkan  hukum secara jelas dalam melancarkan gerakan antikorupsi.

Baca juga :  Assassin's Duterte-Marcos

Ia berkata: “Memenangkan perang melawan narkoba membutuhkan pengertian yang tak hanya menyangkut kriminalitas, tapi juga aspek pelayanan kesehatan publik, hak asasi manusia, dan pengembangan ekonomi”.

Tidak lupa dia mengemukakan, sejumlah koleganya di Kolombia telah gagal melaksanakan metode itu. Oleh karena itu, dia berharap Duterte tidak jatuh ke dalam jebakan yang sama.

Ia juga mengingatkan, aplikasi dari hukuman berat dan kekerasan di luar hukum bakal membuat masalah menjadi lebih buruk. Penggunaan narkoba adalah masalah sosial, bukan militer, katanya.  (Kps/E19)

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...