HomeCelotehGatot si Capres Nol Koma

Gatot si Capres Nol Koma

“Saya diberikan kesempatan menapaki karier sebagai prajurit dengan selamat, hingga mencapai anak tangga tertinggi. Suatu perjalanan panjang menapaki jalan yang tidak mudah. ~ Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn), Gatot Nurmantyo.


PinterPolitik.com

[dropcap]M[/dropcap]emiliki predikat sebagai kandidat ‘Capres Nol Koma’ sepertinya gak menghalangi mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo untuk terus bergerilya menuju kursi RI-1. Dan untuk menuju ambisinya tersebut, Gatot memerlukan partai yang rela mengusungnya dalam Pilpres 2019.

Jikalau pun nanti pada akhirnya, Gatot dipinang Gerindra-PKS. Apakah Gatot masih realistis dengan tingkat elektabilitas yang hanya 0,3 persen untuk mengalahkan Jokowi yang memiliki elektabilitas 50 persen lebih? Mmm, eike kok pesimis ya. Partai pengusungnya harus masih kerja keras lagi itu sih.

Masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) bagi partai pengusung, jika ingin Gatot dapat mengalahkan Jokowi dalam Pilpres mendatang. Memang sih elektabilitas terkadang bisa dibuat secara singkat, bak Belimbing karbitan. Misalnya menjadi sponsor berbagai media survei, melejit deh Gatot.

Tapi ya kali lembaga survei sejablay itu, nyari dana operasional surveinya. Ya meski ada lah ya beberapa lembaga survei yang kayak gitu. Toh gosipnya kekuatan finansial Gatot sudah lebih dari cukup untuk kampanye dan membawanya memenangkan Pemilu. Wah, duit selama jadi Panglima TNI ternyata buanyak ya.

Ya bukan rahasia umum lagi sih, kalau dalam setiap kesempatan Pilpres ini, banyak pihak berkepentingan di luar sana yang juga ingin ikut mendapatkan keuntungan dengan kemenangan salah satu kandidat. Jadi dibalik seorang Capres, ada dana sponsor yang memiliki kepentingan yang siap memenangkan Pilpres.

Anggaplah kekuatan finansial Gatot melebihi Qarun dalam kisah Nabi Musa AS. Artinya saat ini, ia hanya perlu fokus pada upaya mempersuasi dan menyatukan kepentingan agar mendapatkan dukungan dari partai politik pengusung. Mengenai apa strategi pemenangannya nanti, ya belakangan lah ya.

Baca juga :  Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Apa begitu mendapatkan dukungan dari partai politik, lantas membuat jalan Gatot menjadi mulus? Eits, tunggu dulu. Emangnya faktor masyarakat mau dikemanain. Inti dari politik dalam Pilpres adalah mempersuasi masyarakat untuk memperoleh dukungan suara agar bisa menjabat.

Apa Gatot sudah merasa lebih, dalam segala hal dibanding dengan Presiden Petahana Jokowi? Satu-satunya yang bisa dijual Gatot sebagai amunisi, ya dengan memberikan angin surga pada masyarakat. Toh masih banyak masyarakat Indonesia yang suka dibuai dengan misi-misi muluk yang retoris. (K16)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Data IDI Dengan Pemerintah Berbeda?

IDI dilaporkan data kematian Covid-19 yang berbeda dengan pemerintah. Sebut kematian telah sentuh angka 1000 sedangkan data pemerintah belum sentuh angka 600. Dinilai tidak...

MK Kebiri Arogansi DPR

"(Perubahan pasal UU MD3) sudah diputuskan hukum, iya kita sebagai negara hukum, ikut dan taat apa yang telah diputuskan MK yang final dan mengikat,"...

Gerindra ‘Ngemis’ Cari Teman

"Prioritas Gerindra tetap dengan PKS, PAN. Mungkin juga dengan Demokrat yang belum nyatakan sikap. Kita lihat PKB juga.Jadi kita akan merajut koalisi lebih intensif,...