Jelang pensiun, Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengaku pusing dengan pertanyaan terkait survei elektabilitas dirinya.
PinterPolitik.com
“Saya kan juga belum resmi pensiun, jadi aturan TNI kepada saya (tak boleh berpolitik) masih berlaku.”
[dropcap]W[/dropcap]alau beberapa bulan lagi pensiun dan penggantinya sebagai Panglima TNI pun sudah ditetapkan, tapi sepertinya Jenderal Gatot Nurmantyo masih jengah kalau ditanya tentang survei elektabilitas dirinya yang melejit sebagai calon wakil presiden yang dapat digandengkan Jokowi.
Bagi Gatot sebelum resmi pensiun kelak, omongan tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) – apalagi survei, hanya bikin pusing dan capek saja. Apalagi saat ini, tentu Gatot harus mempercepat tugas-tugasnya yang belum selesai. Salah satunya, mutasi 85 anggota TNI yang keputusannya lagi-lagi dikritisi banyak orang.
Padahal, Presiden sendiri belum ada pernyataan langsung kalau Gatot sudah harus melepaskan jabatan. Apalagi serah terima jabatan. Sebelum pernyataan pemberhentiannya dikeluarkan secara resmi, Gatot merasa semua tugas Panglima TNI tetap ia harus lakukan sebaik-baiknya. Nah, ini namanya dedikasi, sodara-sodara!
Lagi pula, kenapa sih nyinyir banget. Pantes Gatot merasa kalau hasil survei itu cuma bikin pusing dirinya aja. Soalnya pasti dikait-kaitin sama urusan Pilpres. Padahal setelah pensiun, Gatot mengaku masih ingin leyeh-leyeh dulu bersama keluarganya. Apalagi selama bertugas sebagai TNI, ia sering menelantarkan anak istri.
Ingin mengurus cucu, “Ini kan saya nggak mau kalah sama Presiden (Jokowi-red),” jawab Jenderal Gatot sambil tersenyum. Simak selengkapnya di sini:https://t.co/tSvAQN9UHr
— detikcom (@detikcom) December 5, 2017
Sekarang setelah menjadi kakek, Gatot mengaku ingin memberikan waktu sebaik-baiknya bagi sang cucu. Waduh, kalau begitu yang pingin meminang Gatot buat jadi kader dan kandidat di Pilpres nanti, bakalan gigit jari dong. Tapi masa sih, Gatot benar-benar enggak tertarik dengan peluang di depan matanya itu?
Sebagai mantan Panglima TNI, pensiun bukan berarti enggak laku sama sekali. Selain peluang di Pilpres tinggi, di bisnis sipil pun, Gatot banyak yang mencari. Enggak usah kerja apa-apa, cukup terima jabatan dan duduk di mejanya, kesejahteraan keluarga akan tetap terjaga selamanya.
Jadi meski Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, mengatakan kalau setelah pensiun Gatot akan sulit menjaga elektabilitasnya. Sepertinya itu juga bukan masalah bagi Gatot. Kalaupun ia ingin mendapatkan perhatian, ya paling dari ketiga anaknya saja.
Lagi pula, Gatot punya ambisi untuk mengalahkan Jokowi. Eits, mengalahkannya bukan di Pilpres kok, tapi dari segi kedekatannya dengan sang cucu. Gatot mengaku iri melihat Jokowi masih mampu meluangkan waktu untuk cucunya, Jan Ethes. Maka dari itu, pensiun nanti, ia bertekad akan memberikan banyak waktu bagi cucunya. Wah! (R24)