“Strategi tanpa taktik adalah jalan paling lambat menuju kemenangan. Taktik tanpa strategi adalah kebisingan sebelum kekalahan.” ~ Sun Tzu
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]ertarungan head to head di Pilgub Jawa Tengah semakin memanas. Tarik menarik dukungan dan suara dari berbagai elemen masyarakat terus dikejar oleh Ganjar Pranowo dan Sudirman Said.
Kedua pasangan calon ini akan semakin mematangkan konsep dan strateginya untuk mencuri perhatian masyarakat Jawa Tengah.
Yang bikin pertarungan seru itu, bukan hanya ada dua calon, tapi dari keduanya itu terdiri dari petahana dan penantang baru. Weleeeh weleeeh.
Setidaknya masyarakat juga lebih mudah memilih salah satu diantaranya. Mau melanjutkan atau memulai sesuatu yang baru?
Kalau dilihat dari strateginya sih, Ganjar dan Sudirman itu mirip – mirip gitu. Lah kalau strateginya mirip, yang menang yang mana dong? Weleeeeh weleeeeh.
Strategi keduanya itu adalah saling copypaste. Entah siapa yang meng-copy, entah siapa juga yang me-paste.
Pilkada Jateng, Sudirman Said dan Ganjar Pranowo Minta Restu NU-Muhammadiyah https://t.co/IMNBd3oAPu
— Kompas.com (@kompascom) January 15, 2018
Sedikitnya ada dua hal yang membuat mereka saling ‘copy paste’ untuk melancarkan misinya merebut kekuasaan.
Nah sebagai bukti kesamaannya, pertama Ganjar dan Sudirman, keduanya saling gantian untuk berkomunikasi dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah.
Diawali oleh Ganjar terlebih dulu, abis itu baru deh Sudirman yang ngobrol sama Muhammadiyah Jawa Tengah. Hmm, emang Muhammadiyah mau dukung siapa ya?
Apakah taktik mendekati para ulama menjadi taji ampuh dua pasangan ini? Ah, ga asik nih masa dua – duanya punya strategi yang sama, weleeeeh weleeeeh.
Selain Muhammadiyah, kedua pasangan ini pun menghampiri Nahdhatul Ulama (NU). Tapi kedua pasangan ini kembali memiliki kemiripan, karena sama – sama mengirimkan Calon Wakil Gubernurnya untuk berkomunikasi dengan pengurus NU Jawa Tengah.
Hmmm, samaan lagi kan, weleeeh weleeeh.
Walau strategi Ganjar dan Sudirman sama, tapi dampaknya pasti akan berbeda. Seperti taktik keduanya mendekati Muhammadiyah dan NU, tentu hasilnya berbeda.
Hal ini yang membuat dua calon Gubernur Jawa Tengah ini menjadi serupa tapi tak sama. Bedanya, akan ada satu yang menang dan satu yang kalah. Pilih yang mana? Weleeeh weleeeh. (Z19)