“Sempat viral di media sosial. Mencuat jika ketinggian tanjakan mencapai 57 derajat. Namun akhirnya diklarifikasi hanya 22 derajat. Saya penasaran.” ~ Ganjar Pranowo
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]enjelang pelaksanaan Pilkada Jateng yang akan berlangsung 27 Juni mendatang, para kandidat seharusnya dalam masa cemas-cemas resah (CCR). Tapi Gubernur Jawa Tengah non aktif Ganjar Pranowo ternyata melewatkan periode CCR-nya ini dengan mendadak berganti profesi sebagai “polisi lalu lintas” di jalan tol.
Semua berawal dari viralnya berita mengenai tingginya tanjakan Jembatan Kali Kenteng, di ruas tol fungsional Salatiga-Surakarta yang katanya mencapai 57 derajat. Saking hebohnya, sang petahana ini pun akhirnya bertekad melihat dan ingin ikut merasakan sendiri kengerian jembatan tersebut.
Ternyata eh ternyata, sampai di sana ternyata tanjakannya enggak tinggi-tinggi amat. Ganjar bahkan memastikan sendiri kalau tanjakan itu tingginya “hanya” 22 derajat, jadi enggak sampai 57 derajat tuh. Weeleh, itu yang bikin hoax emang enggak kira-kira ya. Cebong aja sampai enggak kepikiran lho ke situ. Duh aduuuh.
Calon Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengecek lokasi tanjakan Kali Kenteng di tol fungsional ruas Salatiga-Kartasura#KandangBant3ng#JatengM3tal#TetepM3nang pic.twitter.com/yN6z8OTqFY
— Bambang Samekto (@Bse_com) June 13, 2018
Nah, berhubung 22 derajat juga udah lumayan tinggi dan Ganjar lagi enggak banyak kerjaan, mumpung udah sampai di tol itu, jadilah Ganjar ikut membantu Pak Polisi mengatur laju kendaraan yang ingin melintasi Jembatan Kali Kenteng. Maklum aja, banyak mobil ber CC kecil yang harus tersuruk-suruk untuk melaluinya.
Tak ayal, aksi Ganjar yang mendadak jadi polisi ini, mendapat perhatian dari masyarakat sekitar. Alih-alih ikut membantu mobil-mobil yang akan lewat jembatan, mereka malah asyik memperhatikan Gubernurnya ngatur jalanan. Halaaah, dasar orang Indonesia, Gubernur lagi kerja aja jadi tontonan gratis segala ya.
Upaya Ganjar untuk ikut turun tangan mengatur jalan tol ini, kalau kata Filosofis Politik AS, Eric Hoffer, merupakan tindakan yang praktis dan realistis. Menurutnya, jadi pemimpin itu emang enggak boleh hanya berkoar-koar menggunakan bahasa yang visioner dan idealis aja, tapi juga harus mau ikut berdebu dan kalau perlu dorong mobil yang mogok di tanjakan kayak Ganjar. Iyakan? (R24)