“Kehidupan ini sangat luas dan tidak membutuhkan kita untuk menjadi penyair atau kyai.” ~Emha Ainun Nadjib
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]enyambut awal tahun 2019, Imam Besar FPI Rizieq Shihab sudah memberi titah, bahwa gerakan #2019GantiPresiden harus diganti menjadi #2019PrabowoPresiden. Semua elite yang tadinya malu-malu kucing mengakui maksud terciptanya hashtag tersebut akhirnya dengan mudah manut-manut ae.
Ngeri kali ya buat membantah. Takut kualat gitu deh. Kan mereka amat sangat menghormati ulama. Cuma anehnya nggak mau milih pemimpin yang didampingi ulama. Edededeh…
Sekretaris Umum DPP FPI Munarman mengatakan alasan Rizieq mengganti hashtag semata-mata agar umat Islam lebih yakin untuk memilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Khususnya bagi mereka yang enggan Indonesia dikuasai oleh neokolonialisme.
Wedew, makasih loh sudah diingatkan kalau kita ini masih menjadi bangsa ‘terjajah’. Tapi emang kalau milih Prabowo-Sandi yakin kita bakal benar-benar lepas dari pengaruh asing? Yakin banget atau yakin aja?
Selain itu, umat Islam yang selama ini mendambakan keadilan dan harapan baru juga katanya semakin mantap untuk memilih Prabowo-Sandi setelah hashtagnya diganti.
Menurut Munarman, seluruh umat Islam yang mencintai keadilan dan menolak kezaliman pasti memilih Prabowo-Sandi. Nggak memilih calon presiden sebelah.
Waduh, kalau gitu harusnya elektabilitas Prabowo-Sandi udah jauh mengungguli Joko Widodo-Ma’ruf Amin dong. Ya gimana dong, mana ada rakyat yang tidak menolak kezaliman? Dunia yang aman, tentram, dan damai tentu menjadi impian banyak orang. Tapi ini kenapa elektabilitas Prabowo-Sandi masih di bawah aja? Hmmm, salah lembaga surveinya nih pasti. Ehhh.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Arya Sinulingga sih tetap yakin kalau seruan Rizieq nggak akan berpengaruh banyak pada elektabilitas. Biasa aja.
Hahaha, kalau TKN mah tetap ya selalu optimis. Kayak nggak ada takut-takutnya gitu sama militansi pengikut Rizieq.
Ngomong-ngomong TKN nggak mau bikin tagar tandingan gitu? Dari dulu bikin hastag tapi kayak timbul tenggelam gitu. Nggak kaya hastag koalisi sebelah gitu, kompak. Satu suara. Kan begitu jadi makin gereget. Hehehe. (E36)