Site icon PinterPolitik.com

Fahri Pendiri ‘Partai KPK’

Fahri Pendiri ‘Partai KPK’

Fahri Hamzah. (Foto: Detik.com)

“Dari dululah KPK berpolitik. Dari awal berpolitik. KPK itu partai politik. Percaya saya. Sebentar lagi mereka mau ikut Pilpres. Percaya saja deh.” ~ Fahri Hamzah


PinterPolitik.com

[dropcap]F[/dropcap]ahri Hamzah lagi dan lagi melayangkan kecaman keras yang menyatakan kalau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bermain politik.

Kalau penegak hukum sudah bermain politik, sangat dimungkinkan kalau KPK ‘bermain’ dengan putusan hukumnya.

Makanya, lebih baik KPK itu jadi partai politik saja daripada menjadi lembaga hukum. Karena setiap putusannya sangat kental dengan aroma politis, begitu kata Fahri.

Mungkin Bung Fahri sedang kesal atau justru ingin serius membuat partai baru dengan KPK, hadeuuhh, aneh – aneh aja dah, weleeeh weleeeh.

Kalau KPK jadi partai politik, hmmm pantesan aja dulu Abraham Samad mau maju jadi Calon Wakil Presiden. Huuussss, hussss, masa iya KPK itu partai politik sih, ga mungkin lah. Tapi kalau misalkan ada orang yang berpolitik di KPK, mungkin saja kan itu yang belum terbukti.

Ya kalau begini, KPK itu ga ada bedanya sama grup band Slank, kalau kata Bimbim, Slank itu berpolitik tapi bukan politik praktis. Karena Slank dan Slankers itu udah kayak partai, tapi sayangnya Slank ga ikut Pemilu.

Woailaaahh, sama aja dong kalau begitu jadinya, weleeeeh weleeeeh. Ternyata Fahri itu hanya sebel aja sama kinerja KPK, ya wajar namanya juga Wakil Ketua DPR punya tugas pengawasan, termasuk KPK. Mungkin ada kinerjanya yang belum maksimal.

Uppsss, tapi jangan ditanya lagi apakah DPR berhak mengawasi KPK atau engga ya, itu debat tebelnya udah panjang pas hak angket KPK, jadi jalani aja, weleeeh weleeeh.

Tapi kalaupun Fahri tetep ngotot pengen jadiin KPK itu jadi partai politik, mungkin aja, bahkan Fahri bisa jadi salah satu pendirinya. Tapi masa iya lembaga penegak hukum berubah jadi partai politik, logikanya ga masuk deh kayaknya, weleeeh weleeh.

Sedangkan kalau KPK itu main – main dan tebang pilih karena urusan politik, itu sih mungkin, ini sih skeptis aja, bukan menuduh atau gimana – gimana.

Tapi kalau DPR sebagai lembaga pengawas sudah menyoroti politisasi kasus oleh KPK, berarti cenderung benar kan? Hmm. (Z19)

Exit mobile version