“Jikalau aku misalnya diberikan dua hidup oleh Tuhan, dua hidup ini pun akan aku persembahkan kepada tanah air dan bangsa.” ~ Bung Karno
PinterPolitik.com
[dropcap]W[/dropcap]akil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah kembali bersuara terkait aturan dana kampanye yang saat ini masih simpang siur, baik dari segi aturan maupun praktiknya, yang mengindikasikan bahwa Pemilu di Indonesia masih diatur oleh kepentingan pasar. Weleh-weleh,
Menurut Fahri, seharusnya jalur antara pemerintah dengan swasta atau pemodal besar dipotong sebab negara kita tidak menganut sistem kapitalisme seperti di Amerika Serikat. Nah loh! Kok abang selaku pelaku pewujud reformasi Indonesia malah ngomong gitu?
Bukannya ini karena abang dan kawan-kawan juga ya Indonesia jadi gini? Apa semua karena Jokowi? Tapi yang bener aja bang, Jokowi kan baru jadi presiden empat tahun, masa sih semua karena doi?
Seharusnya kan para pelaku reformasi yang bertangung jawab! Kenapa enggak dari dulu aja giring reformasi dengan rancangan Indonesia menjadi anti kapitalisme, anti liberalisme, anti oportunisme, anti multi partai, dan jauh dari multi transaksional? Weleh-weleh, berasa ngomong sama orang yang sedang mabuk ideologi gengs. Jadi ngelantur terus!
Fahri yang sempat mencontohkan praktik Pemilu di Amerika Serikat yang katanya sangat jelas dimainkan oleh para pemodal dan kepentingan pasar. Sehingga pengaruh pemodal dalam Pemilu dan para calon menjadi sangat besar. Weleh-weleh.
Begitu pun di Indonesia, menurut Fahri saat ini politik menjadi urusannya pemain pasar karena banyak yang punya kepentingan dengan politik. Eh bang, jangan sampai belum ngaca nih. Emangnya Sandi itu bukan pemain pasar ya bang? Harusnya jangan dong abang dukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 nanti. Kan pemain pasar.
Emangnya enggak takut ya Fahri kemakan omongannya sendiri? Bilang Jokowi didikte pasar, eh tahunya jagoan yang didukung Fahri juga ujung-ujungnya punya invisible hand ala Adam Smith lagi gengs! Ckckck. Share on X
Menurut kalian sebenarnya Fahri Hamzah seperti apa? Doi itu mau Indonesia ke arah mana sih? Sebenarnya doi ngerti enggak sih gimana buat negara ini jadi adil dan makmur?
Jangan-jangan doi enggak ngerti lagi apa itu ideologi dan bagaimana penerapan ideologi itu. Atau… Aduh stop lah gengs. Saran eyke sih baca deh ungkapannya Bung Karno, kali aja kan kita bisa ngerti maksudnya Fahri:
“Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong?” (G35)