“Perbedaan antara bisa dengan tidak bisa itu sangat sederhana, yaitu habits.” ― Felix Y. Siauw
PinterPolitik.com
Main tebak-tebakan yuk. Benda apa yang didapetinnya susah, tapi setelah dapet langsung disia-siakan? Hayoo. Ada yang bisa nebak nggak?
Jeng.. Jeng.. Jeng.. Jawabannya adalah kursi DPR. Hehehe.
Sudah bukan rahasia umum lagi lah, kalau anggota DPR itu suka bolos rapat paripurna. Dari tahun ke tahun, setiap diadakan Rapat Paripurna DPR pasti deh selalu ada berita yang bilang kalau banyak anggota-anggotanya yang tidak hadir.
Kayaknya anggota-anggota DPR yang suka bolos ini dulunya sering bolos sekolah juga deh, makanya kebiasaan bolosnya terus kebawa sampe sekarang. Nitip tanda tangan pas kuliah juga pastinya. Upps.
Ibaratnya kayak macet yang sudah dianggap sebagai budaya di ibukota, sepertinya bolosnya anggota DPR ini juga sudah dianggap sebagai budaya Indonesia, sehingga terus-terusan dimaklumi oleh banyak pihak. Upps.
Bahkan pernah kejadian di akhir tahun lalu saat Rapat Paripurna ke-10 DPR, kursi yang kosong tuh ada 400-an. Katanya sih anggota yang dateng cuma di bawah 100 orang. Wow.
Dibandingkan gubernur-gubernur yang pernah ada, kayaknya cuma Ahok deh yang masa kerjanya singkat, namun sangat berkesan…
Posted by Pinter Politik on Tuesday, July 9, 2019
Nah, masih agak mending nih pas Rapat Paripurna ke-21 hari selasa kemarin. Dari total 560 anggota DPR, yang hadir cuma 281 orang. Iya sih emang masih kuorum, tapi ya nggak pas-pasan juga dong yang hadir. Hehehe.
Udah gitu, Fahri Hamzah yang masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPR, kok juga enggak menindak tegas anggotanya yang bolos ya. Tapi, mana berani sih Fahri Hamzah negur anggotanya. Mana berani dia jadi jeruk yang makan jeruk, nanti makin banyak deh musuhnya di DPR. Hehehe.
Jadinya Fahri malah belain mereka yang bolos sambil bilang kalau anggotanya bisa menonton streaming rapat DPR di ruangan masing-masing, jadi nggak harus ke ruang rapat.
Waduh. Baru tahu saya kalau sekarang DPR punya akses virtual office. Makin kayak perusahaan start up aja ya yang suka bikin virtual meeting. Cuma kayaknya kalau virtual meeting tuh nggak cuma nonton streaming dari kamar doang deh. Yang namanya rapat kan harusnya ada interaksi juga ya. Hehehe.
Hmm. Tapi ini bisa jadi inovasi yang menarik juga sih. Supaya pemerintah bisa mengurangi budaya bolosnya anggota DPR, maka harus dibuat Rapat Paripurna 4.0 yang ala-ala virtual office gitu. Jadi kan kalau udah ada itu, angka bolos anggota DPR bisa berkurang.
Asal saat ikut sidang, jangan buka yang lain aja. Itu loh kayak Pak Arifinto dari PKS pada tahun 2011 dulu. Kalau yang dah lupa, silahkan Googling sendiri ya. Hehehe. (R50)