“Beliau mengatakan pada saya bahwa Pak Fahri itu kan berargumen. Argumennya tajam. Beliau bilang argumen yang tajam tidak semua bisa punya, tetapi mungkin gayanya ini yang perlu menimbang keadaan dari masyarakat.” ~ Fahri Hamzah
PinterPolitik.com
[dropcap]W[/dropcap]akil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta nasihat terkait kilas balik reformasi ke Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Bukan tanpa alasan, karena Sultan HB X merupakan salah satu tokoh pencetus Deklarasi Ciganjur yang mendukung reformasi 1998.
Namun sayang sekali, alih – alih meminta nasihat terkait persoalan kebangsaan, Fahri malah kena semprot Sultan HB X karena tingkah Fahri yang acapkali mengkritik tajam.
Kalau kata Sultan HB X, kritik tajam Fahri sih ga masalah, cuma kadang – kadang ga sesuai dengan kondisi masyarakat. Waduh, emang enak kena semprot begitu, weleeeh weleeeh.
Nah itu dia sih, kalau dilihat dari posisi, Fahri Hamzah representasi PKS yang tergolong sebagai oposisi. Ya, walaupun PKS dan Fahri berseteru tiada akhir tapi setidaknya Fahri berteriak membawa embel – embel PKS.
Terlebih, posisi Fahri sebagai Wakil Ketua DPR sehingga sejatinya wajar kalau mengkritik pemerintah, kan memang tugasnya begitu.
Ehmm, dua latar belakang tadi yang setidaknya menguatkan Fahri untuk berteriak. Jadi wajar kalau Fahri ke sana kemari ngomel dan mengkritik.
Tapi kok Fahri banyak dikomentari miring ya? Padahal mengkritik kebijakan Pemerintah yang dinilai tidak sesuai.
Nah ini dia mungkin yang jadi nasihat Sultan HB X, keadaan masyarakat yang ga pas dengan datangnya kritik Fahri. Atau penggunaan kata Fahri yang tajam dan cenderung mencela malah memperuncing keadaan.
Weiiitsss, kok Fahri hanya meminta nasihat dari Sultan HB X aja ya? Bukannya tokoh pencetus Deklarasi Ciganjur itu ada tiga orang?
Masih ada Megawati Soekarnoputri dan Amien Rais. Kalau Amien Rais, mungkinlah Fahri meminta arahan dan nasihat karena seringkali menjadi pembantu argumentasi Amien Rais.
Tapi kalau meminta nasihat ke Megawati, kiranya apa yang akan dinasihatinya? Ehmm, apakah akan disemprot seperti meminta nasihat ke Sultan HBX? Mengingat, Fahri kan lumayan kencang mengkritik pemerintah yang notabene dikuasai PDI Perjuangan.
Nah, kalau mau jadi politikus sejati seharusnya Fahri juga melakukan lawatan ke Megawati, supaya dapet masukkan juga kan. Jangan malah ga enak, weleeeh weleeeh.
Lalu apa yang seharusnya dilakukan Fahri? Sepertinya penyair Inggris William Shakespeare punya saran, dengarkanlah nasihat orang dan berbicaralah secukupnya saja.
Maukah Fahri meminta saran ke Megawati, lalu berbicaralah secukupnya? Secukupnya ya, bukan diam karena diminta dibungkam, uppss, weleeh weleeh. (Z19)