Site icon PinterPolitik.com

Fadli Zon Jangan Suka Songong?

Fadli Zon soal pidato Presiden

Foto : Istimewa

“Berbuat tidak adil lebih memalukan dari pada menderita ketidakadilan.” ~Plato


PinterPolitik.com

[dropcap]A[/dropcap]nggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Budiman Sudjatmiko menjawab sindiran Waketum Partai Gerindra Fadli Zon soal pidato Presiden Jokowi yang meminta para elite politik menghentikan politik kebohongan.

Budiman meminta Fadli Zon agar membedakan antara kebohongan dan belum mencapai target. Contohnya saat pemerintah berjanji pada 2014 untuk memberikan dana Rp 1,4 miliar untuk desa per tahun. Itu memang belum tercapai, tapi di setiap tahunnya selalu ada peningkatan kok.

Tuh Bang Mizon, dengerin, eh maksudnya Bang Fadli Zon dengerin tuh! Pemerintah itu enggak bohong. Contohnya kayak poros maritim Indonesia untuk dunia. Pemerintah belum mencapai target loh ya, bukan bohong soal itu. Yang penting kan kita udah berani nembak kapal yang masuk ke wilayah lautan kita. Wkwkwk.

Atau bang, contohnya juga kayak kedaulatan pangan. Pemerintah itu enggak bohong kok, cuman belum kesampaian aja bikin Indonesia jadi berdaulat dalam sektor pangan. Makanya bang sabar. Mungkin di periode ke-2 atau nambah jadi yang ke-3 baru bisa dilunasin. Intinya mah sabar aja dulu bang! Wkwkwk.

Menurut Budiman, jika ada elite politik menuduh Jokowi sebagai pembohong, masyarakat desa yang akan marah, bukan Jokowi. Selain itu, jika tetap menuduh Jokowi pembohong, Budiman berkelakar, para celeg-caleg oposisi tak akan terpilih.

Dengan nanda yang sedikit keras Budiman bilang gini:

“Coba silakan saja ngomong ke masyarakat desa, pasti deh ada risikonya, caleg-caleg enggak akan kepilih, mau gitu? Seneng saya mengurangi saingan di dapil cuma karena pada ngehujat Jokowi!” Wkwkwk.

Intinya Bang Fadli, besok-besok jangan bilang kalau Jokowi sedang menyindir diri sendiri terkait kampanye kebohongan yang sebenarnya sudah diniatkan untuk disudahi dan tidak lagi dilakukan. Share on X

Wong Jokowi udah ngajak damai, kok Bang Fadli malah ngajak perang. Emang enggak puas apa bang dibilang enggak sabaran, terus jadi orang yang cerewet nagih pemerintah lunasin janjinya? Daripada cerewet terus pikirin janji pemerintah yang enggak lunas-lunas, mending pikirin deh ungkapannya  Aristoteles:

“Marah itu gampang, tapi marah kepada siapa, dengan kadar kemarahan yang pas, pada saat dan tujuan yang tepat, serta dengan cara yang benar itu yang sulit.” (G35)

 

Exit mobile version