Jika Papa menjaring para produser meme, Pak Fadli memilih selow.
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]enghadapi belantara dunia maya, sekilas memang penuh adu jotos dan perang bintang. Tidak hanya berita hoax, kadang berseliweran meme dengan berbagai jenis dan aliran (iya, meme punya aliran). Sebagai penikmat, netizen bisa ikut sumbang cekikikan atau share–share liar. Tapi bagi korban yang dijadikan bahan meme (apalagi meme yang tercela), yang ada darah bisa naik sampai ubun-ubun.
Fadli Zon, selain Papa Setya pastinya, kerap jadi bulan-bulanan netizen di dunia maya. Coba tengok saja, ada banyak versi meme dirinya berserakan. Tapi, yang bisa (sedikit) dipuji dari Pak Fadli adalah sikap woles alias santainya. Alih-alih memburu para pembuat konten meme yang seringnya garing dan menjatuhkan harkat martabat, Fadli memilih untuk mengoleksi dan mengeprint-nya suatu hari.
Mengumpulkan artefak digital dari dunia maya memang asyik. Jangankan Pak Fadli, tukang counter pulsa saja sering coba-coba googling namanya sendiri. Tapi butuh lebih dari sekedar narsisme yang mantap untuk melihat hasil-hasil konyol, kalau tak mau dibilang buruk, soal meme diri sendiri. Nah, yang bisa begini si Pak Fadli seorang.
Mulai dari lelucon menjadi Wakil Ketua DPR, hingga diduga pernah menjalani karir sebagai model iklan sabun detergen, selalu muncul ketika mengetik nama Pak Fadli. Yang lebih jahat dari itu, tentu lebih banyak lagi. Ah, tapi sudahlah.
Persebaran meme yang beraliran negatif memang buat kacau dunia persilatan. Kenapa? Sebab meme ini banyak diminati orang. Ia singkat, padat, to the point, dan utamanya lucu serta harmless. Tapi kini, hanya gara-gara meme, bendera perang dikibarkan, hoax bebas tersebar, bahkan terakhir bisa kena hukuman bui.
Dulu, meme diibaratkan sebagai anak begajulan, preman, tapi jujur dan apa adanya (lho, ini meme apa YoungLex?). Sedangkan hoax itu seperti seorang pejabat atau tokoh besar yang rapi jali penampilannya, tapi isinya busuk tak kepalang. Nah, sekarang meme dan hoax sudah jadi perpaduan.
Nah, kalau sudah begitu harus bagaimana? Jadi woles layaknya calon kolektor meme nasional seperti Pak Fadli susah, lebih baik balas meme buruk dengan meme lebih buruk. Haish, bukan. Tapi balas meme negatif dengan meme lucu. Hitung-hitung bisa jadi ajang asah kreatifitas dan humor. Jangan salah, dua elemen itu bisa jadi resep bangkitnya puncak dunia meme di Indonesia. Pokoknya, make meme great again! (A27)