“Sometimes you need to get hit in the head to realize that you’re in a fight” – Michel Jordan, Pemain Basket asal Amerika Serikat (AS)
PinterPolitik.com
Adakah di sini yang pernah nonton film Hacksaw Ridge (2016)? Kalau belum, kayaknya habis baca tulisan ini, kalian perlu nonton. Pasalnya, dalam film itu, diceritakan hal yang menurut mimin ternyata menjadi krisis kepribadian para elite politisi kita, yakni tentang komitmen pada prinsip pengabdian.
Film itu menceritakan sosok tentara saleh yang bernama Desmond Doss. Ia memiliki prinsip untuk tidak mengubahkeyakinannya – bahwa menyakiti sesama adalah salah – dalam kondisi apa pun.
Tentu itu sulit, cuy, apalagi ia kan jadi pasukan tentara. Prinsip itulah yang kemudian membuat ia tertimpa banyak masalah tetapi tetap saja sejengkal pun tidak membuatnya bergeming.
Singkat cerita, berkat prinsip tersebut, ia yang dulu dipandang sebelah mata mulai menginspirasi tentara lainnya untuk mendahulukan perdamaian daripada permusuhan. Akhirnya, Doss pun mendapat medal of honor dari pemerintah sebab menyelamatkan banyak nyawa terutama dalam Pertempuran Okinawa.
Jadi, inti moral value dalam film itu – menurut mimin – adalah jangan melanggar prinsip apabila ingin diapresiasi. Begitu kira-kira.
Moral value itu sederhana sih, cuy, tapi penting banget, apalagi bagi para public figure. Pasalnya nih, banyak sekali public figure yang kurang dihormati bukan sebab kurang cerdas, melainkan sebab sering mencla-mencle dengan prinsipnya.
Kasus paling nyata adalah yang menimpa politisi Gerindra Fadli Zon. Bung Fadli jelas sangat cerdas. Tidak ada orang yang meragukannya.
Namun, oleh beberapa orang, dia dinilai tidak teguh prinsipnya, terutama kalau bicara mengenai Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) – pun soal Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Pangkal soalnya begini cuy. Jadi, Bung Fadli ini menganggap kalau RUU HIP tidak layak masuk program legislasi nasional (Prolegnas). Bahkan, meski RUU HIP rencananya akan diubah menjadi RUU Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP), Bung Fadli tetap tidak setuju.
Lha, ini unik dong, sebab ternyata partai Bung Fadli – yakni Gerindra – menjadi salah satu partai yang mendukung RUU HIP. Kenapa sekarang tiba-tiba Bung Fadli menolak itu semua, bahkan dengan usulan yang lunak dalam nomenklatur sekalipun? Harusnya kan Bung Fadli bisa menolaknya sebelumnya kalau memang sejak awal tidak setuju.
Kece-nya lagi, tembakan Bung Fadli tidak hanya menyasar RUU saja, tetapi juga menembak BPIP sebagai penyebab kegaduhan ini, dengan berkata bahwa “Apa lagi yang mau dibina? BPIP itu menurut saya lembaga tidak penting, seharusnya dibubarkan saja. BPIP hanya redundant, buang-buang uang, buang-buang resources, dan tumpang tindih.”
Widih, ngeri sekali Bung Fadli, ya, cuy. Setia pada prinsip oposisi banget sih meski Pak Prabowo sudah di jalur koalisi sekalipun. Tapi sebentar, apa gak takut atau segan sama Bu Megawati sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP nih?
Hmm, kalau dilihat dari ke-labil-an Gerindra, kok sangat susah untuk memprediksi sikap Bung Fadli ini ke depannya?Apalagi, dulu dia juga sempat apresiasi BPIP – minimal lewat seragam yang pertama kali dipakai Bu Megawati. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.