“Jangan berlebihan membenci. Nanti engkau akan menghalalkan segala cara untuk mendiskreditkan orang yang engkau benci. Dan engkau sendiri yg rugi.” ~Achmad Mustafa Bisri
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]edia massa kita tidak pernah lepas dari bumbu-bumbu politik, seperti pujian, kritik, hinaan, makian, atau bahkan fitnah. Bumbu-bumbu itu ditaburkan di muka rakyat sebagai manuver politik.
Nah, soal bumbu-membumbui, kalian sudah familiar bukan dengan ‘Double F’ alias Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Mereka ini salah dua politisi yang suka ngasih bumbu politik, terutama di media sosial. Lihat sosmed bisa terasa mengasyikkan kalau melihat cuitan mereka berdua, kayak permen itu tuh yang iklannya “rame rasanya”. Hahaha.
Fadli dan Fahri sepertinya sudah terlahir untuk bersama. Namanya pun mirip seperti anak kembar, Fadli dan Fahri. Sampai-sampai pemikiran dan sikap politiknya nyaris sejalan. Mereka juga sama-sama duduk di kursi pimpinan DPR. Wah, andai dua sejoli ini berbeda kelamin, mungkin sudah dinobatkan sebagai couple goals kali ya. Ehhh~
Mendekati tahun politik, Fadli dan Fahri semakin pedas dalam berbicara, apalagi kalau soal kubu petahana. Hmm, maknyusss… Saking mantapnya, kubu lawan sampai kepedesan. Gerah coyy!
Ehh, tapi ternyata nggak semua orang di kubu sebelah kepanasan loh. Politikus PDIP yang hijrah dari Demokrat, Ruhut Sitompul dengan santai menyebut sikap Fadli dan Fahri yang kerap melayangkan kritik untuk Joko Widodo (Jokowi) sebagai keuntungan bagi pihaknya. Menurut dia, Fadli dan Fahri merupakan “jubir” Jokowi meski dengan cara yang memuakkan dan menjijikkan.
Hmm, mungkin menurut Ruhut, dengan komentar-komentar Fadli-Fahri, masyarakat menjadi lebih aware terhadap banyak kebijakan Jokowi. Apalagi dengan keunikan sudut pandang yang suka mereka lihat, yang kerap terlihat lucu dan terlalu mengada-ada. Jadi, alih-alih benci pemerintah, rakyat malah makin cinta.
Ya, air dingin nggak akan bisa merabunkan penilaian rakyat. Sama halnya dengan pisau, granat, apalagi kritik penuh kebencian. Terlalu memperlihatkan ketidaksukaan malah makin terlihat nggak objektif. Rakyat makin males deh.
Andai Fadli dan Fahri bisa lebih jeli dan jitu dalam berkomentar, mereka berdua bisa saja menjadi senjata yang ampuh untuk koalisinya. Sayang banget kan followernya yang udah ratusan ribu itu. Yah, tapi apa boleh bulat, komentar mereka itu loh, suka bikin rakyat jadi…hehehehe~ (E36)