“Dan Bandung, bagiku, bukan cuma masalah geografis. Lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi” – Pidi Baiq
Pinterpolitik.com
Hmmm, liburan enak kali ya. Setelah berjibaku hampir satu minggu di ibu kota, saatnya mencari pelarian nih bray. Tempat yang adem mantap kali ya, secara Jakarta selama beberapa waktu terakhir ini panas terus. Bandung kayaknya oke juga nih biar bikin kepala dan hati lebih dingin. Berangkat!
Eits, tapi bentar dulu nih. Kalau ke Bandung kira-kira kita bakal lebih rileks atau justru tambah stres ya? Jadi gini, Bandung ini sebenarnya selain dikenal sebagai kota kembang dan Paris Van Java, kota tersebut baru saja mendapatkan gelar teranyar.
Berdasarkan riset dari Asian Development Bank (ADB) tahun 2019, Kota Bandung adalah kota termacet di Indonesia. Ibu kota provinsi Jawa Barat ini berada satu posisi di atas Jakarta untuk urusan kemacetan. Wah, yang seperti ini harus dikasih selamat gak ya?
Tapi bener juga sih gaes, Bandung ini kayaknya macetnya lebih non-stop deh. Kalau Jakarta kan akhir pekannya mungkin lebih lengang karena pada berlibur, nah kalau Bandung udah hari kerjanya padat, akhir pekannya juga macet akibat para wisatawan. Sabar ya, warga Bandung.
Nah, kita harus mempertanyakan nih apa aja sih yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintahan di kota kembang sampai akhirnya Bandung jadi kampiuan soal kemacetan. Jadi, Bandung ini kan sempat dipimpin oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil lalu dilanjutkan wakilnya yaitu Oded M. Danial.
Sayangnya, di kedua era ini, sepertinya upaya untuk mengurai kemacetan masih belum maksimal. Gimana ya, kayaknya pembangunan transportasi massal umum di kota ini tergolong minim.
Kalau dibanding Jakarta misalnya, ibu kota itu punya BRT Transjakarta, LRT, MRT, dan KRL. Nah, kalau Bandung?
Di era Kang Emil jadi Bandung-1 perkara substansial seperti membangun transportasi publik ini memang tergolong tidak semasif Jakarta. Alih-alih memperbanyak transportasi, Kang Emil malah memperbanyak taman, malah ada Taman Jomblo segala.
Mungkin iya, perkara mempercantik kota dengan taman bisa bikin warganya jadi happy. Tapi, kalau habis itu pulang lalu naik kendaraan, kena macet apa gak hilang ya macetnya?
Sayang ya, selama lima tahun di bawah Kang Emil, Bandung ini gak banyak ikhtiarnya buat menyelesaikan macet. Sementara itu, di era Oded, waktunya masih terlalu pendek buat membangun transportasi publik jadi masih belum bisa dinilai.
Sekarang Kang Emil kan sudah jadi gubernur Jabar, beliau ini masih punya kesempatan buat berkontribusi menyelesaikan kemacetan yang merundung Bandung. Cuma nitip euy, Kang Emil coba direalisasikan ya pembangunan transportasinya, bukan taman ya Kang. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.