Site icon PinterPolitik.com

Elegi Gus Dur Pahlawan Nasional

Gus Dur Pahlawan Nasional

Gus Dur dan Khofifah (Foto: istimewa)

Setelah gagal menjadi Pahlawan Nasional pada 2016 lalu, nama Abdurrahman Wahid atau Gus Dur kembali masuk daftar calon Pahlawan Nasional 2017. Strategi politik Khofifah? Eh?


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]M[/dropcap]asa kecil Abdul penuh dengan ingatan tentang sosok pria berkacamata itu. Pria yang mengalami gangguan penglihatan akibat glaukoma ini mungkin menjadi salah satu tokoh negarawan yang paling menonjol pasca reformasi 1998 – setidaknya begitu menurut Abdul.

Ia pernah jadi Presiden Republik Indonesia, walaupun untuk waktu yang singkat. Kata Gus Dur: “Saya dijebak Amien Rais!” Nama terakhir kini masih aktif berpolitik, walaupun oleh beberapa pihak sering disebut ‘berisik’. Hentikan reklamasi!

Sejuta kisah tentang Gus Dur dan jasa-jasanya untuk keberagaman dan kebhinekaan membuatnya dicintai oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Tidak heran, setelah Sang Kiai berpulang, banyak yang mengusulkan agar ia diberi gelar Pahlawan Nasional – sama seperti kakek dan ayahnya.

Bagi Abdul, Gus Dur adalah tokoh politik yang melampaui zamannya. Cara berpikirnya bahkan jauh melampau hari ini, saat semua orang masih saling sikut hanya karena perbedaan identitas.

Ibarat kata, Gus Dur sudah naik pesawat ulang alik ke luar angkasa saat orang-orang di Indonesia masih pada rebutan mobil! Mobilnya Esemka pula! Eh?

Oleh karena itu, tidak heran jika Menteri Sosial, Khofifah  Indar Parawansa menargetkan Gus Dur menjadi Pahlawan Nasional di tahun ini.

Tapi, tunggu dulu! Tidak ada maksud politik, kan?

Abdul sebenarnya curiga. Halaman depan koran pagi yang lagi ia baca ada nama Bu Khofifah yang katanya akan maju di Pilgub Jawa Timur dengan memakai bendera Partai Golkar.

Apalagi, Abdul ingat pemberitaan beberapa tahun lalu yang mengatakan bahwa Partai PKB yang didirikan Gus Dur sebetulnya sudah mengalami ‘keterpecahan’ yang membuat partai yang identik dengan NU ini tidak lagi menjadi partainya Gus Dur.

Jadi, maklum lah jika ada yang ‘berprasangka’ status Pahlawan Nasional untuk Gus Dur jangan-jangan – ingat, jangan-jangan loh ya – dipakai untuk menarik simpati massa NU dan Gusdurian! Soalnya, Pilkada Jawa Timur sepertinya akan mempertemukan dua calon yang sama-sama berasal dari NU.

Hmm, hati-hati loh bu. Jangan mau diadu domba sama partai-partai politik! Mereka cuma berebut suara buat 2019!

“Woi, Dul! Baca koran mulu kerjaan lu! Mandi sana, badan lu bau lumpur! Jalanan lagi pada banjir!”

Di tempat lain, ada yang senyam-senyum kasusnya tidak lagi diberitakan. Iya lah, gara-gara ‘pribumi’, papa jadi dilupakan!

Sementara itu, polemik hotel yang mau ditutup itu berujung rencana demo puluhan ormas! Persaingan bisnis yang belum selesai ya, Om? Eh?

(S13)

 

Exit mobile version