HomeTerkiniEkonomi Timpang, Mahasiswa Gelar Aksi ‘121’

Ekonomi Timpang, Mahasiswa Gelar Aksi ‘121’

Kecil Besar

Sebelum ke depan Istana, masa akan terlebih dahulu berkumpul di kawasan Patung Kuda Indosat, Jakarta Pusat.


pinterpolitik.comKamis, 12 Januari 2017.

JAKARTA – Sebagai bentuk protes terhadap keadaan ekonomi yang sedang timpang, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar unjuk rasa di 19 titik di wilayah se-Indonesia. Demonstrasi tersebut juga akan dilaksanakan di DKI Jakarta hari ini. Rencananya, BEM akan berunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan. Mereka akan menyampaikan tuntutannya ke Presiden Jokowi.

“Betul akan ada aksi dari BEM SI di depan Istana Negara hari ini,” ucap Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Suyatno, saat dikonfirmasi, Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Selain BEM, massa dari Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) juga akan demo. Oleh karena itu, perlu pengamanan ekstra terhadap aksi tersebut.

Sebelum ke depan Istana, masa akan terlebih dahulu berkumpul di kawasan Patung Kuda Indosat, Jakarta Pusat.

“Total ada 5.828 personel gabungan yang dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi hari ini,” kata Suyatno.

Namun demikian, Polres Metro Jaya belum melakukan upaya penerapan rekayasa lalu lintas. Hal itu tergantung situasi di lapangan.

Saat ini, sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas, yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) telah berdatangan ke titik kumpul aksi.

BEM se-Jabodetabek berkumpul di kawasan Patung Kuda Indosat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (12/1/2017).

Berdasarkan pantauan di lapangan, dalam aksi yang dinamakan “Aksi Bela Rakyat 121” itu, jumlah mahasiswa yang sudah hadir di Patung Kuda diperkirakan mencapai ratusan orang.

Dalam aksi mereka hari ini, ada lima tuntutan yang akan mereka sampaikan ke pemerintah, yaitu:

1.Menolak dengan tegas PP No.60 Tahun 2016 dan menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) untuk mencabut PP tersebut.
2.Menuntut Presiden Jokowi-JK untuk membuat kebijakan yang pro terhadap rakyat.
3.Mengecam keras pemerintah dan jajarannya yang saling cuci tangan dengan kebijakan yang dibuatnya.
4.Menuntut pemerintah untuk transparansi dan sosialisasi dalam setiap menentukan suatu kebijakan.
5.Menolak kenaikan tarif listrik golongan 900 VA dan mendesak dikembalikannya subsidi untuk tarif listrik golongan 900 VA. (liputan6/S13)

Baca juga :  BUMN Join Danantara, “Erick Tersingkir”?
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

Teror Soros, Nyata atau “Hiperbola”? 

Investor kondang George Soros belakangan ramai dibincangkan di media sosial. Apakah ancaman Soros benar adanya, atau hanya dilebih-lebihkan? 

Begitu Sulit Sri Mulyani

Kementerian Keuangan belum juga memberikan paparan kinerja APBN bulan Januari 2025.

More Stories

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Begitu Sulit Sri Mulyani

Kementerian Keuangan belum juga memberikan paparan kinerja APBN bulan Januari 2025.