HomeCelotehEfek Domino Penusukan Wiranto

Efek Domino Penusukan Wiranto

“Imbauan untuk istri-istrinya, sekali lagi, kendalikan jarinya masing-masing.” – Pangdam Hasanuddin Surawahadi


 PinterPolitik.com

Mungkin bagi para perempuan yang ingin diperistri prajurit TNI harus berpikir ulang. Pasalnya anggota TNI baik Angkatan Darat maupun Angkatan Udara dicopot dari jabatannya, karena para istri mereka nyinyirin Wiranto.

Pencopotan tiga prajurit TNI karena cuitan istrinya ini berkaitan dengan prinsip Saptamarga. Buat yang ga tau Saptamarga ini adalah pengikat etika bagi para prajurit TNI dan keluarganya.

Jadi karena ada Saptamarga ini, para tentara dan istrinya perlu ekstra hati-hati kalo mau ngapa-ngapain. Soalnya kayak kasus penusukan Pak Wiranto aja udah makan tiga korban karena tindakan indisipliner. Eh, enam deng diitung para istri.

Pak Wiranto ini mungkin kontroversial di mata beberapa orang, tapi benar-benar dihormati dikalangan tentara, ya karena ada peraturan juga sih. Intinya disayang bangetlah. Bahkan para social justice warrior harus hati-hati kalo mau bikin postingan.

https://www.instagram.com/p/B3T6hJfJNsL/

Tapi Saptamarga ini benar-benar ketat ya. Tangisan para istri pun tak memberi ruang untuk belas kasihan bagi para suami. Agaknya para suami aka tentara yang menjadi korban harus tegar menerima nasib ini.

Rupanya riak dari rasa sakit Pak Wiranto dapat menyebar jauh. Penusukan Wiranto ini bagai efek domino. Peristiwa penyerangan terhadap pejabat negara bisa dikatakan merupakan pemantik dari konsekuensi jeratan Saptamarga yang mengikat kode etik TNI. Ketika Pak Wiranto jatuh, beberapa TNI pun jatuh. Memboyong serta para istri dan tangisan pilu mereka.

Tapi ini tu kayak ga adil aja ga sih. Bukan Pak Wirantonya, tapi disparitas penghormatan antara pejabat dan rakyat biasa. Nyinyirin Pak Wiranto bisa dicopot jabatannya, tapi demonstran pada meninggal karena perlakuan abusif aparat sedikit sekali yang ditindak.

Baca juga :  Prabowo and the 4 Star Generals

Yah kapan sih hukum memihak rakyat kecil. Tanpa bermaksud mempertanyakan kasus penyerangan Pak Wiranto, kasus yang menimpa pejabat emang sering dianggap gak level, kalau dibandingkan kematian para demonstran yang memperjuangkan hak rakyat sipil dan keadilan kemaren itu.

Walaupun menelan korban, efek domino penusukan Wiranto ini membuat orang lain refleksi diri dan keadaan. Bahwa kita gak bisa nyinyir sama pejabat. (M52)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Gerindra-PKS Tega Anies Sendiri?

“Being alone is very difficult.” – Yoko Ono PinterPolitik.com Menjelang pergantian tahun biasanya orang-orang akan punya resolusi baru. Malah sering kali resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum...

Ada Luhut, Langkah Bamsoet Surut?

“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and...

Balasan Jokowi pada Uni Eropa

“Negotiations are a euphemism for capitulation if the shadow of power is not cast across the bargaining table.” – George P. Shultz PinterPolitik.com Sekali-kali mari kita...