Site icon PinterPolitik.com

DPR Terkejut Ada BUMN Pegawai Tetapnya Hanya 7 Orang

Ada BUMN Pegawai Tetapnya Hanya 7 Orang

Ada BUMN Pegawai Tetapnya Hanya 7 Orang (Foto: HarianAceh)

Komisi VI DPR RI terkejut mendengar pemaparan soal kondisi PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PT PANN. Perusahaan pelat merah bidang pembiayaan maritim dan bisnis pelayaran dan tranportasi ini, menurut sang Direktur Utama, Hery S Soewandi hanya memiliki 7 pegawai tetap, termasuk dirinya.


PinterPilitik.com

Hal tersebut terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/2). “PANN sekarang ini sebelum PMN itu, pengawai cuma ada enam pegawai tetap dan tujuh dengan saya dan 12 outsourcing, itu dibiayai dari bisnis hotel dan penyewaan kantor kami,” kata Direktur Utama PT PANN, Hery S Soewandi.

Menanggapi hal tersebut anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Sonny T Danaparmita menilai hampir seluruh aspek perusahaan PANN mengalami kerugian. “Sekarang pegawai tinggal tujuh, termasuk dirut,” ujar Sonny.

Karenanya Sonny mempertanyakan strategi perusahaan dalam menyelesaikan persoalan, mengingat PANN justru mengurusi bisnis perhotelan yang berada di luar bisnis utama. Padahal, PANN memiliki pekerjaan rumah untuk melakukan tagihan kepada empat perusahaan penerbangan yang sudah pailit.

Core bisnis nggak jelas, banyak yang diurusi, ini bagaimana baginya hanya tujuh orang yang menagih leasing pesawat yang sudah tidak ada,” kata Sonny pula.

Dihadapan anggota dewan, Hery mengatakan PANN mengalami kerugian perusahaan akibat Perjanjian Penerusan Pinjaman atau Subsidiary Loan Agreement (SLA) yang sudah berlangsung begitu lama.

Menurut Hery, perusahaannya pernah dipercaya mengelola dua proyek yakni jetisasi pesawat dengan Jerman dan pemberdayaan kapal ikan dengan Spanyol. Namun, dua proyek ini tidak pernah rampung. Kondisi ini yang menyebabkan perusahaan terpuruk dalam likuiditas dan permodalan negatif.

“Dari kedua proyek tersebut, PANN tidak pernah mendapatkan hasil (keuntungan),” papar Hery dihadapan anggota Komisi VI DPR.

Untuk itu Hery berharap suntikan dana berupa PMN non-tunai sebesar Rp 3,8 triliun agar mampu mengembalikan kondisi perusahaan. Hery menilai suntikan PMN akan berdampak pada upaya perusahaan untuk memperbaiki struktur permodalan PT PANN dan perbaikan rasio utang PANN.

Hery meyakini dengan adanya PMN, PANN mampu memberikan kontribusi lebih kepada negara melalui pajak, meningkatkan konektivitas, dan menyerap lapangan kerja.

“Rencana PANN setelah mendapat Peyertaan Modal Negara (PMN) akan kolaborasikan unit pembiayaan maritim dan unit bisnis pelayaran,” tandas Hery.

Menyinggung bisnis PANN di bidang perhotelan, Hery mengungkapkan PT PANN memiliki dua hotel yakni Hotel Grand Permata di Bandung dengan kelas bintang empat dan Grand Surabaya yang berbintang tiga.

Hery menyebut kedua hotel tersebut pernah menjadi hotel yang bagus pada masanya, namun sudah lama terbengkalai sehingga banyak properti sudah tua dan usang.

Pada tahun 2015, PT PANN melakukan investasi terhadap dua hotel tersebut, namun hasilnya tidak begitu optimal lantaran keuntungan per tahun hanya sekira Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar.

Hery tak menampik usaha hotel memang bukan menjadi bisnis utama PT PANN. Lanjutnya, pihaknya akan fokus kembali pada bisnis utama untuk pembiayaan maritim dan bisnis pelayaran setelah mendapatkan PMN. (R58)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version